Berapa Dana yang Dikucurkan Telkom untuk Satelit Merah Putih?

Hardy menuturkan, penghematan keseluruhan biaya investasi dalam proyek ini mencapai 40 persen.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 07 Agu 2018, 18:42 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2018, 18:42 WIB
Satelit Merah Putih
Proses peluncuran satelit Merah Putih dari SpaceX Cape Canaveral, Air Force Station, Florida, Amerika Serikat (AS). (Doc: SpaceX)

Liputan6.com, Jakarta - Satelit Merah Putih milik Telkom baru saja diluncurkan dari Cape Canaveral, Air Force Station, Florida, Amerika Serikat (AS). Meski mengusung kapasitas yang lebih besar, ternyata biaya yang dikeluarkan Telkom tidak sebesar satelit generasi sebelumnya.

Hal itu dimungkinan sebab satelit Merah Putih memanfaatkan roket buatan SpaceX, Falcon 9 dengan pendorong Block 5. Roket ini dapat digunakan berulang kali, sehingga biaya yang dikeluarkan penggunanya tidak terlalu besar.

"Dengan kapasitas yang besar, investasi untuk satelit Merah Putih lebih kecil," tutur Direktur Human Capital Management Telkom Hardy R. Harman saat live streaming peluncuran Satelit Merah Putih di Telkom Landmark Tower di Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Hardy menuturkan, penghematan keseluruhan biaya investasi dalam proyek ini mencapai 40 persen dari biaya yang dikeluarkan untuk Telkom 3S.

Ia mengatakan investasi untuk Satelit Merah Putih sekitar US$ 166 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun. Sementara Telkom 3S membutuhkan dana sekitar US$ 215 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun.

"Untuk peluncurannya sendiri, biaya investasi 60 persen lebih sedikit dari yang sebelumnya. Sementara investasinya sendiri sepenuhnya berasal dari pendanaan internal," tuturnya menjelaskan.

Versi terbaru Falcon 9 ini memang ditargetkan dapat terbang bolak-balik hingga 10 kali, bahkan 100 kali.

Pertama kali diperkenalkan, Block 5 memang didesain untuk kendaraan antariksa yang membawa manusia dan mampu digunakan berulang kali tanpa perombakan besar-besaran.

 

Kebutuhan Satelit Masih Tinggi

Satelit Merah Putih
Live streaming satelit Merah Putih dari Telkom Indonesia di Jakarta, Selasa (7/8/2018). Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar

Adapun satelit Merah Putih beroperasi untuk mendukung kebutuhan telekomunikasi Indonesia. Di Indonesia, menurut Hardy, kebutuhan akan transponder satelit terbilang masih tinggi.

"Masih butuh banyak transponder dan masih banyak ruang potensial yang dikembangkan oleh jasa satelit Telkom," tuturnya.

Satelit Merah Putih membawa 60 transponder aktif. Ke-60 transponder ini terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang akan melayani wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan 24 transponder C-Band yang akan menjangkau kawasan Asia Selatan.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya