Tips Jitu Jalankan Bisnis Jualan Online ala Bos Bukalapak

Menurut Achmad Zaky, ada tiga poin yang disampaikannya kepada para pelapak, yang pertama adalah kejujuran dan pelayanan.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2018, 09:30 WIB
CEO  Bukalapak Achmad Zaky
Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky memberikan keterangan kepada awak media saat merayakan HUT ke-8 Bukalapak di Jakarta, Rabu (10/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Medan - Komunitas Bukalapak di Kota Medan, menggelar puncak perayaan ulang tahun yang ke-3 di Taman Hairos, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pendiri dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky, juga turun langsung dalam perayaan.

Di hadapan para peserta yang hadir, Zaky berbagi tips agar sukses menjalankan bisnis online bagi para pelaku UKM.

Menurut pria kelahiran Sragen, 24 Agustus 2986 ini, ada tiga poin yang disampaikannya kepada para pelapak, yang pertama adalah kejujuran dan pelayanan.

Dikatakan Zaky, kejujuran dan pelayanan sangat penting bagi pengusaha level 1 (satu). Kejujuran harus diutamakan, dan seorang pelaku UKM yang menjalankan bisnis online tidak akan bisa naik ke level 2 (dua) jika tidak secara benar-benar menjalankan syarat pada level 1, yaitu kejujuran dan pelayanan.

“Kejujuran dan pelayanan kepada pelanggan itu harus benar-benar. Kalau bikin produk atau jualan harus jujur. Itu dasar sekali. Kalau kita jujur, pelayanan kita bagus, di luar ekspektasi pelanggan. Hasilnya pelanggan juga akan senang,” kata Zaky, Minggu (12/8/2018).

Kemudian yang kedua adalah kreatif. Diungkapkan Zaky, menambahkan value lain yang berbeda, yang unik, dan jika bisa hanya kita yang memilikinya, maka seorang UKM yang ingin besar harus kreatif dan jujur saja tidak cukup.

“Kalau hanya jujur memang dapat rezeki, tapi terbatas. Dan disokong dengan kreativitas maka akan bisa lebih besar,” ujarnya.

Selanjutnya yang ketiga adalah memiliki tujuan mulia, tujuan yang tidak hanya sekadar uang, tetapi yang lebih besar.

Misalnya, bagi pelaku UKM yang ada di Kota Medan seperti menyelesaikan masalah atau memberikan lapangan pekerjaan.

“Dengan memiliki niat yang baik, insya Allah rezeki dikasih lebih besar. Kenapa? Karena rata-rata bisnis besar memiliki niat untuk memberikan manfaat kepada orang banyak. Termasuk Bukalapak sendiri, besar karena memiliki misi yang mulia,” ungkapnya.

Zaky mengaku, dahulu dirinya sebelum menjadi pendiri dan CEO Bukalapak adalah seorang penjual mie ayam.

Bahkan, dirinya juga pernah menjual Compact Disc (CD) bajakan, jualan software, dan membuat software untuk perusahaan-perusahaan. Hingga akhirnya, ia bisa menghadirkan Bukalapak seperti saat ini.

“Dulu saya berpikir, teknologi sudah tidak bisa terbendung dan sudah tidak bisa terelakan. Semua orang akan memakai teknologi, di situ kesempatan buat usaha kecil, karena Indonesia usaha kecil termasuk terbesar di dunia,” ungkap pria berkacamata ini.

Diterangkan Zaky, kondisi di Indonesia berbeda dengan negara-negara seperti Malaysia, Jepang, dan Korea. Di sana usaha menengahnya banyak, dan yang kecil sedikit.

“Kalau kita di Indonesia, yang banyak itu usaha kecil, tukang bakso, tukang cilok, yang di pinggir-pinggir jalan itu, itu banyak sekali jumlahnya, jutaan. Itu yang kita pengin upgrade,” terangnya. 


Pelapak di Medan

Achmad Zaky CEO Bukalapak
Zaky tengah memberikan pejelasan saat memulai bisnis di Fakultas Teknik UGM

Zaky menjelaskan, untuk di Kota Medan sendiri, pelaku UKM yang disebut pelapak dan sudah bergabung di Bukalapak mencapai 60.000, sementara pelapak aktif yang tergabung di Komunitas Bukalapak Medan mencapai lebih 165. Jumlah ini masih terus bertambah.  

“Kita basisnya komunitas, dan ada di setiap kota, kali ini untuk Kota Medan. Ulang tahun Komunitas Bukalapak di tiap-tiap daerah juga beda-beda. Yang bikin komunitas ini adalah salah satu pelapak kita. Jadi bukan dari Bukalapak, kita sifatnya dukungan,” jelasnya.

Untuk di Medan perkembangan pelapak cukup signifikan. Bukalapak pertama kali munculkan Komunitas Bukalapak 2015, dan hingga 2018 terus bermunculan pelapak-pelapak baru. Zaky menyebut, dalam 3 tahun terakhir jumlahnya naik enam kali lipat jumlah pelapak.

“Luar biasa, sekarang trennya sudah jualan online. Bukalapak ini justru memberikan kesempatan bagi UKM-UKM di Medan untuk bisa ekspor, istilahnya ke luar Medan. Misalnya Medan, ekspor ke Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, dan kota-kota lainnya di Indonesia. Dengan online jadi mungkin, yang sebelumnya enggak mungkin,” ucapnya.

Untuk target pertumbuhan pelapak, Bukalapak tidak punya angka detail. Namun harapannya jumlah pelapak semakin besar lagi, dan semakin banyak UKM yang bergabung di Bukalapak serta lebih maju dan sejahtera.

“Itu bagian dari misi kami di Bukalapak. Secara nasional yang sudah bergabung di Bukalapak sebanyak 3,5 juta UKM. Jumlah pelapak di Medan dan sekitarnya 60.000. Kalau di Sumut, Medan terbesar. Kalau nasional, Medan masuk dalam lima besar. Paling banyak di Jakarta, karena pusat ekonomi,” imbuh Zaky.


Harapan Pemko Medan

Raih Badai Uang Ratusan Miliar di Aplikasi Bukalapak
Founder & CEO Bukalapak Achmad Zaky (tengah) bersama VP of Marketing Bukalapak Bayu Syerli dan Associate VP of Brand Bukalapak, Ari K. Wibowo pada acara Badai Ratusan Miliar di STUDIO 6 EMTEK CITY, Jakarta, Kamis (26/7). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Mewakili Wali Kota Medan, Kepala Dinas Perdagangan Kota Medan, Syarif Armansyah Lubis menyebut, bagi pemerintah sendiri kehadiran Bukalapak sangat membantu bagi pelaku UKM dan konsumen.

“Jadi sekarang sudah zaman digital, jadi masyarakat kalau mau belanja tidak perlu lagi datang ke toko, mereka cukup buka aplikasi, seperti Bukalapak, barang apapun ada dijual,” sebutnya.

Mewakili Pemerintah Kota Medan, Syarif berharap, sebanyak 200 Industri Kecil Menengah yang ada di Dinas Perdagangan Pemko Medan bisa bergabung di Bukalapak, agar ke depannya lebih efisien dalam memasarkan produk-produknya.

“Di kita ada 200 IKM, beda dengan penyebutan UKM. IKM itu Industri Kecil Menengah yang baru mau tumbuh, tetapi belum tahu kemana memasarkan barangnya. Terus terang, kita anggarannya tidak ada, kalau dulu mungkin Pemerintah Kota ada dana hibah, sekarang tidak ada lagi dana hibah,” terang Syarif.

Diakui Syarif, dengan keterbatasan itu, dirinya mencoba mencari CSR kepada pengusaha-pengusaha yang ada di Kota Medan.

Diakuinya, IKM yang ada di Dinas Perdagangan Pemko Medan minimal harus punya izin halal, BPOM, dan juga harus punya rumah produksi, dan harus punya produksi barang.

“Jadi tidak bisa IKM-IKM kita itu misalnya, dia beli barang orang dan dia menjual. Itu tidak bisa. Seperti ini tidak saya izinkan. Jadi mereka memang betul-betul punya barang yang diproduksi sendiri,” ujarnya.

Syarif mengaku, untuk kualitas produk yang dimiliki IKM-IKM Dinas Perdagangan Pemko Medan masih tergolong standar.

Meski demikian, pihaknya sempat merasa bangga karena salah satu IKM mereka berbentuk sepatu berbahan kulit serabut kelapa sempat dibeli oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.

“Keunggulan kita kalau di Medan sekarang belum ada, karena sekarang ini mereka masih baru mau tumbuh, kalau UKM itu modal sudah gede, mereka sudah bisa online. Nah, IKM kami belum. Ini harapan saya supaya mereka bisa bergabung di Bukalapak, supaya bisa dikenal orang,” Syarif menandaskan.

(Reza Efendi/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya