4 Tahun Jokowi-JK: Pembangunan Tol Informasi ala Kemkominfo

Memasuki tahun ke empat pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla, Kemkominfo terus membangun infrastruktur kawasan perbatasan dan meningkatkan akses informasi di daerah perbatasan.

oleh Andina Librianty diperbarui 25 Okt 2018, 12:30 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 12:30 WIB
Banner Rapor Ekonomi 4 Tahun Jokowi-JK
Banner Rapor Ekonomi 4 Tahun Jokowi-JK (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki tahun ke empat pemerintahan Joko Widodo -Jusuf Kalla, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terus membangun infrastruktur kawasan perbatasan dan meningkatkan akses informasi di daerah perbatasan.

Langkah ini ditempuh dengan pembangunan "tol informasi", mencakup target membangun 5 ribu Base Transceiver Station (BTS) dan proyek pembangunan jaringan serat optik nasional sepanjang 36 ribu kilometer yakni Palapa Ring.

Pembangunan tol informasi tersebut merupakan salah satu bentuk kebijakan Rudiantara tentang Indonesia-sentris, yang dapat mendorong perbaikan produktivitas bangsa untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan daya saing.

"Bagaimana kita membangun secara Indonesia-sentris, yang mengacu kepada bagaimana membangun kawasan perbatasan, peningkatan akses informasi, serta mendukung ekonomi kreatif dan penanggulangan konten," tutur Rudiantara dalam keterangan resminya, Kamis (25/10/2018).

Menurut Rudiantara, penyediaan BTS di daerah blankspot, khususnya di perbatasan dan pedalaman (lokasi prioritas, tertinggal, terluar dan terdepan/3T) yang belum terlayani akses telekomunikasi seluler, dilakukan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019.

Hingga kuartal ketiga 2018, terdapat lebih dari 306 BTS, serta 2.451 akses internet perbatasan yang telah dibangun oleh Kemkominfo. Pembangunan dipusatkan pada lokasi-lokasi publik seperti Sekolah, Puskesmas, Balai Latihan Kerja, Ruang Publik, Terminal, dan Pos Lintas Batas Negara.

Berdasarkan data, terdapat sekitar 80.000 dari total 226.000 bangunan SD, SMP, dan SMA yang belum punya jaringan internet.

Sekolah yang terhubung (internet) kebanyakan masih menggunakannya untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Itu artinya, penggunaan internet belum maksimal di dalam proses belajar mengajar.

Selain institusi pendidikan, tempat seperti Puskesmas juga didapati sekira 3.000 dari total 10.000 yang belum terhubung dengan internet.

Belum lagi dengan institusi lain di bawah Polri dan TNI, seperti Polsek dan Koramil hingga kantor desa pun disebut masih banyak yang belum dapat jaringan internet.

Nantinya, ketika infrastruktur komunikasi yang terhubung dengan BTS dan Palapa Ring ini selesai, diharapkan Indonesia bisa meningkatkan kualitas hidup warganya ke level lebih tinggi.

Selain itu, untuk dunia pendidikan, pihak sekolah bisa lebih mudah mempublikasikan kepada dunia jika ada penemuan atau prestasi anak didiknya melalui internet.

"Kita dorong affirmative policy-nya ke pendidikan, Puskesmas, dan di kantor desa. Itu semua lintas batas, di Kalimantan, di Papua. Selain di perbatasan, juga di daerah yang termasuk 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) sesuai Perpres No 131/2015," jelas Rudiantara.

Proyek Palapa Ring

Menkominfo Rudiantara
Menkominfo Rudiantara saat menunjukkan kartu e-money edisi Palapa Ring. (Foto: Biro Humas Kemkominfo)

Kemkominfo menargetkan seluruh ibukota kabupaten dan kotamadya di Indonesia telah terhubung internet berkecepatan tinggi pada 2019.

Proyek Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintahan Jokowi-JK dalam mewujudkan Nawacita ke-3.

Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku) dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya. Proyek ini terbagi menjadi tiga paket, yakni Barat, Tengah dan Timur.

Palapa Ring Barat secara resmi sudah beroperasi sejak 2 Maret 2018. Dibangun dengan fiber optik bawah laut maupun daratan sepanjang 2.200 kilometer, Palapa Ring Barat melayani beberapa kota dan kabupaten antara lain Dumai, Bengkalis, Siang, Tebing Tinggi, Tanjung Bembam (Batam) dan Daik Lingga.

Sementara Palapa Ring Paket Tengah akan menggelar kabel serat optik sepanjang 2.700 kilometer.

Wilayah yang dijangkau antara lain Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud). Palapa Ring Tengah ditargetkan selesai pembangunannya pada November 2018.

Paket timur menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua sampai dengan pedalaman Papua dengan total panjang serat kabel optik sekitar 6.300 kilometer.

Konstruksi Palapa Ring Timur telah mencapai 72-73 persen dan diharapkan awal tahun depan sudah selesai.

"Yang pasti kuartal pertama (2019) harus selesaikan semua, integrasikan semuanya, sehingga kuartal kedua 2019 tidak ada lagi kabupaten atau kotamadya setidaknya ibukotanya yang tidak terhubung dengan jaringan tulang punggung internet kecepatan tinggi. Secara infrastruktur, inil yang menjadi legacy kita ke depan," jelas Rudiantara.

Setelah Palapa Ring selesai, lanjutnya, tingkat cakupan (coverage) jaringan 4G LTE akan turut meningkat.

"Kita di Jakarta dari sisi 4G lebih baik dari Bangkok dan Kuala Lumpur, tetapi secara negara kita masih di belakang Malaysia atau Thailand. Begitu Palapa Ring selesai, kita akan jadi nomor 2, paling jauh nomor 3 di ASEAN," ujarnya.

Dari sisi coverage, jumlah wilayah administrasi kabupaten yang sudah disentuh jaringan 4G LTE mencapai 423 kabupaten (82 persen). Sementara untuk kecamatan, secara administrasi sudah menjangkau 5.303 daerah (79 persen), serta sebanyak 61.700 (74 persen) desa/kelurahan juga telah dijangkau jaringan 4G.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya