Liputan6.com, Jakarta - NASA belum lama ini mengumumkan akan kembali mengirimkan manusia ke Bulan. Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut bahkan dikabarkan tengah mengembangkan pesawat luar angkasa (spacecraft) khusus untuk mendarat di sana.
Seperti dilansir Business Insider pada Rabu (28/11/2018), NASA juga akan mengadakan acara khusus untuk memberikan update terkait program ke Bulan pada Kamis (29/11/2018).
Di acara tersebut, mereka akan mengungkap detail apa saja terkait persiapan yang dilakukan untuk kembali ke Bulan, salah satunya adalah kerjasama dengan sejumlah perusahaan swasta Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Baca Juga
"Kami mengumumkan kerja sama dengan beberapa perusahaan AS. Kami akan kembali ke permukaan Bulan, dan kami upayakan hal tersebut sesegera mungkin," kata juru bicara administrasi NASA Jim Bridenstine.
Kabarnya, akan ada 11 perusahaan AS yang akan 'berkompetisi' untuk terikat dalam kontrak program besar ini.
Nanti, NASA cuma bakal memilih satu perusahaan dalam kontrak senilai jutaan dolar tersebut.
Informasi NASA bakal kembali ke Bulan, sebelumnya juga disampaikan langsung oleh Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence.
Saat berbicara di Pusat Luar Angkasa Johnson NASA, Pence mengungkap misi pengiriman astronot ke Bulan akan dilakukan pada awal 2024.
Nantinya, astronot yang dikirim ke Bulan juga akan bisa tinggal untuk beberapa waktu yang lama. Tujuannya adalah untuk mengamati Bulan lebih dekat.
“Kali ini, kita tidak akan puas begitu saja meninggalkan jejak di Bulan. Kita akan selangkah lebih maju untuk bisa tinggal di sana,” ujar Pence seperti dilansir Mirror, Selasa (28/8/2018).
Seperti diketahui, manusia pertama kali memijakkan kaki di Bulan saat misi Apollo 11 yang berlangsung pada 50 tahun lalu, tepatnya pada 20 Juli 1969.
Namun demikian, tak ada manusia yang kembali ke Bulan sejak Apollo 17. Misi terakhir ke Bulan dilangsungkan pada Desember 1972 silam.
Rencana NASA Bangun Stasiun Bulan
Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut sebetulnya sudah berencana untuk membangun stasiun bulan.
Badan Antariksa Jepang (JAXA) juga tengah memasuki tahap negosiasi kerja sama dengan NASA untuk sebuah proyek pembangunan stasiun luar angkasa baru di Bulan.
Rencananya, pembangunan stasiun ditujukan untuk mengirim astronot Jepang dan Amerika Serikat ke permukaan Bulan.
Upaya kerja sama ini diklaim JAXA sebagai salah satu langkah Jepang untuk selangkah lebih maju dalam bidang antariksa.
Karena itu, JAXA memilih NASA sebagai salah satu Badan Antariksa negara maju untuk mengembangkan proyek ini.
Sebelumnya, Rusia juga memutuskan untuk bekerja sama dengan NASA dalam membangun stasiun luar angkasa baru.
Tujuannya sama seperti Jepang, ingin memajukan industri antariksa di negaranya. Rencananya, stasiun luar angkasa milik Negeri Beruang Merah tersebut akan rampung pada 2020.
Rencana kemitraan JAXA dan NASA sendiri sudah tertuang dalam laporan pemerintah dan proposal soal peta jalan kebijakan luar angkasa pemerintah Jepang yang sudah direvisi.
Proposal dikirimkan ke Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Pengetahuan, dan Teknologi Jepang.
Jika tak ada kendala, proyek pembangunan stasiun Bulan akan berjalan pada akhir 2017. Demikian dikutip Asia Nikkei pada Minggu (10/12/2017).
Belum banyak informasi yang bisa diungkap dari proyek pembangunan stasiun Bulan milik JAXA ini. Hanya diketahui, dana yang akan digelontorkan pemerintah Jepang untuk membangun stasiun tersebut tentu akan sangat besar.
Advertisement
JAXA Kirim Astronot ke Bulan pada 2030
Jika NASA bakal mengirim astronot ke Bulan pada 2024, lain halnya dengan JAXA.
Dengan dibangunnya stasiun Bulan, JAXA dengan demikian akan mengirim astronot ke Bulan pada 2030.
Mereka juga telah mengembangkan beragam teknologi yang akan dibutuhkan untuk misi ke bulan, dan persiapannya akan dimulai pada 2025.
Rincian misi ke bulan ini baru akan dibeberkan sebelum perhelatan International Space Exploration Forum di Jepang pada Maret 2018.
Rencana ini menandai pertama kalinya JAXA mengungkap misi pengiriman manusia ke bulan kepada publik.
Namun, kabarnya misi ini merupakan salah satu upaya Jepang untuk menggali ilmu pengetahuan, termasuk biaya dan waktu yang diperlukan untuk mengirim manusia ke sana.
Tak hanya Jepang, Tiongkok juga mendeklarasikan misi pengiriman pesawat ulak-alik ke bulan pada 2020, dan manusia ke bulan dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, India juga punya rencana serupa pada pertengahan 2017.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: