Grab Bakal Tambah Layanan Travel dan Online Healthcare

Layanan travel dan online healthcare dipilih Grab untuk memperpanjang daftar layanannya mulai tahun depan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 12 Des 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2018, 09:30 WIB
Grab
co-founder Grab Hooi Ling Tan (liputan6.com/Agustinus M.Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut akhir 2018, Grab sudah mempersiapkan layanan baru yang akan hadir tahun depan. Setelah memulainya dari layanan transportasi, pengiriman makanan, dan logistik, perusahaan siap merambah travel dan kesehatan.

"Pada 2019 akan ada perubahan yang sangat besar di Grab, sebab kami akan meluncurkan layanan travel dan kesehatan online," tutur co-founder Grab Hooi Ling Tan saat bertemu dengan awak media di Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Kehadiran layanan itu tidak lepas dari kolaborasi yang sudah dilakukan Grab dengan perusahaan lain. Untuk travel, Grab sudah menjalin kerja sama dengan Booking Holdings dan Ping An Good Doctor untuk solusi kesehatan online.

Secara garis besar, kolaborasi dengan Booking Holdings--pemilik situs Booking.com dan Agoda--adalah memungkinkan pengguna Grab untuk memesan hotel dari aplikasi.

Sementara untuk solusi kesehatan yang ditawarkan bersama Ping An Good Doctor, Tan menyebut ada beberapa layanan yang dapat dihadirkan, seperti konsultasi medis, pengiriman obat, hingga janji bertemu dokter secara online.

"Namun, untuk saat ini kami memang masih membicarakan seperti apa penerapannya," tutur Tan.

Lebih lanjut, Tan juga menuturkan kerja sama ini dipastikan menguntungkan kedua belah pihak.

Alasannya, kolaborasi ini memungkinkan Grab untuk menghadirkan lebih banyak layanan. Sementara, perusahaan rekanan dapat menjangkau pasar lebih besar, terutama di Asia Tenggara.

"Jadi, kerja sama ini menguntungkan kedua belah pihak. Terlebih, kerja sama ini dilakukan dengan mempertimbangkan sepak terjang masing-masing perusahaan," ujar Tan menjelaskan.

Lantas, mengapa layanan travel dan kesehatan yang dipilih Grab untuk meluncur tahun depan? Tan menuturkan, kedua layanan ini dipilih karena dianggap sesuai dengan kebutuhan pengguna.

"Pada dasarnya, kami melakukan riset untuk menghadirkan layanan yang dibutuhkan pengguna sehari-hari, lalu ditingkatkan skalanya dengan teknologi yang dimiilki. Hasilnya, dua layanan itu yang terpilih," tutur Tan mengakhiri pembicaraan.


2019, Grab Targetkan Pendapatan Naik 2 Kali Lipat

Grab
Ki-ka: CEO Grab Anthony Tan dan CEO Kudo Albert Lucius. (Foto: Grab)

Grab menutup tahun 2018 dengan mencatatkan pendapatan sekitar US$ 1 miliar. Sama seperti perusahaan lain, Grab juga memiliki target agar pendapatan tersebut naik di tahun depan.

Menurut co-founder Grab Hooi Ling Tan, pada 2019 Grab menargetkan pendapatan perusahaan naik dua kali lipat dari tahun ini. Dengan kata lain, perusahaan ingin menaikkan pendapatan menjadi US$ 2 miliar.

"Kami sudah mencatatkan pendapatan US$ 1 miliar di 2018 dan akan menggandakannya di tahun depan," tuturnya saat bertemu dengan awak media di Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Kendati demikian, Tan tidak merinci lebih lanjut layanan Grab mana yang akan menjadi andalan di tahun depan agar target tersebut dapat terpenuhi. Namun, dia memastikan seluruh layanan Grab hingga sekarang masih terus bertumbuh.


Status Startup Grab

Legenda Indonesia
Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, saat peluncuran kampanye "Kemenangan Itu Dekat" di Yogyakarta, Rabu (18/7/2018). Kampanye tersebut untuk mengobarkan semangat kemenangan di Asian Games 2018. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sekadar informasi, Grab saat ini memang menjadi salah satu startup besar yang ada di Asia Tenggara. Laporan Google dan Temasek menyebut status perusahaan sudah meningkat dari unicorn menjadi decacorn.

Untuk diketahui, unicorn merupakan predikat perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi USS$ 1 miliar, sedangkan decacorn merupakan startup dengan nilai valuasi lebih dari US$ 10 miliar.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya