Langgar Izin Kerja, Dua Karyawan Huawei Diusir dari Denmark

Pihak berwenang Denmark mengusir dua karyawan Huawei karena terbukti telah melanggar hukum.

oleh Andina Librianty diperbarui 06 Feb 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2019, 08:00 WIB
Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang Denmark mengusir dua karyawan Huawei karena terbukti telah melanggar hukum.

Setelah melakukan pemeriksaan di kantor Huawei di Copenhagen, mereka dinilai melakukan pelanggaran, mencakup izin tinggal dan kerja.

Dilansir Reuters, Rabu (6/2/2019), pihak kepolisian setempat mengatakan, pemeriksaan di kantor Huawei tersebut merupakan bagian dari invetisgasi rutin yang dilakukan pihak berwenang. Investigas semacam ini dilakukan di lokasi dengan banyak pekerja asing.

Empat orang karyawan Huawei didakwa setelah inspeksi pada Kamis pekan lalu, dengan dua di antaranya diusir dari Denmark.

Berita mengenai nasib dua karyawan Huawei ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg. Namun, belum dapat dikonfirmasi apakah dua karyawan tersebut warga negara Tiongkok atau bukan.

Juru bicara kepolisian mengatakan, penyelidikan ini tidak ada kaitannya dengan pemberitaan belakangan terkait pengawasan terhadap hubungan Huawei dan pemerintah Tiongkok. Huawei disebut menempatkan "back door" di berbagai produknya agar pemerintah Tiongkok bisa melakukan spionase.

Belum ada seorang pun dari kantor Huawei di Copenhagen, yang memberikan pernyataan terkait masalah ini.

 

Eropa Pertimbangkan Blokir Produk Jaringan 5G Huawei

Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Kecurigaan hubungan Huawei dan pemerintah Tiongkok menimbulkan berbagai reaksi.

Tudingan sebagai mata-mata pemerintah Tiongkok membuat bisnis Huawei terkendala di beberapa negara. Kali ini, perusahaan juga terancam tidak akan bisa menjual peralatan jaringan 5G di wilayah Eropa.

Kekhawatiran terhadap isu keamanan ini sudah ditunjukkan oleh Eropa sejak beberapa waktu lalu. Vice President Komisi Eropa, Andrus Ansip, pada tahun lalu mengatakan bahwa Uni Eropa harus mengkhwatirkan soal Huawei dan perusahaan-perusahaan Tiongkok lain, terkait risiko terhadap industri dan keamanan.

"Apakah kita harus mengkhawatirkan tentang Huawei atau perusahaan-perusahaan Tiongkok lain? Ya, saya pikir kita harus khawatir soal mereka," ungkap Ansip di Brussel, sehari setelah pimpinan keuangan Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap di Kanada.

Huawei sendiri telah berulang kali menyatakan produk-produknya tidak dijadikan alat spionase oleh pemerintah Tiongkok. Kendati demikian, bantahan itu tidak berhasil menepis tudingan tersebut.

Sejumlah sumber di Brussel, Belgia, mengatakan bahwa Komisi Eropa sedang mempertimbangkan pemblokiran secara de facto terhadap peralatan jaringan 5G Huawei untuk jaringan seluler di Uni Eropa. Pertimbangan ini dilakukan berdasarkan masalah keamanan.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya