Liputan6.com, Jakarta - Samsung memperkenalkan seri smartphone Android terbarunya, yakni Galaxy M. Seri ini menambah deretan lini smartphone Samsung yang dijual di Indonesia.
Sekadar informasi, saat ini ada cukup banyak lini smartphone Samsung di Indonesia, mulai dari Galaxy S, Galaxy Note, Galaxy A, Galaxy J, dan Galaxy A.
Namun demikian, menurut Senior Product Marketing Manager IT and Mobile PT Samsung Electonics Indonesia Selvia Gofar, kehadiran Galaxy M bukan untuk menggatikan seri Galaxy J, melainkan sebagai pelengkap pilihan untuk konsumen di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Bukan penggatinya seri A atau seri lain, kami (Samsung) mau mendengar kebutuhan konsumen, (makanya) kami keluarkan seri M, tetapi bukan pengganti melainkan tambahan dan untuk pelengkap," kata Selvia di Jakarta, Senin (11/2/2019).
Selvia pun menjelaskan target pasar Galaxy M. Menurut dia, kehadiran Galaxy M ini mulanya karena melihat pangsa pasar bisnis smartphone secara online di Indonesia itu berada di urutan kedua atau lebih banyak dibeli ketimbang kosmetik.
"Samsung melihat ini sebagai opportunity yang baik makanya kami bersama HQ rilis lini ini. Jadi, Galaxy M merupakan tambahan dari line up yang ada, makanya pertama ditujukan untuk penjualan online," tutur dia.
Selvia juga mengatakan, ketimbang seri lainnya, Galaxy M series berusaha untuk memenuhi kebutuhan utama konsumen akan sebuah smartphone.
"Galaxy M fokus pada kebutuhan utama konsumen, yakni baterai dan kamera," kata Selvia.
Sementara, Galaxy A hadir untuk menyasar kaum muda yang fashionable dan edgie dan Galaxy J menyasar konsumen entry level.
"Kalau Galaxy M (menyasar) ke seluruh masyarakat Indonesia yang membutuhkan fitur baterai kuat dan kamera kekinian. Misalnya, untuk milenial yang baru mencoba smartphone pertama kali atau orang yang berpindah dari ponsel fitur ke smartphone karena baterainya yang kuat, seperti ponsel fitur," kata Selvia memberi penjelasan tentang target sasaran Galaxy M.
Â
Fokus Menyasar Kebutuhan Konsumen
"Galaxy M, diciptakan Samsung sesuai dengan target market. Menurut kebutuhan konsumen, selling point smartphone selain paket data juga baterai, makanya di galaxy M itu dikasih baterai (berkapasitas) besar," tutur Selvia.
Selvia melanjutkan, selain baterai bongsor, teknologi fast charging turut dibenamkan di perangkat Galaxy M20.
"Percuma kalau batetai besar tapi mengisi dayanya lama," katanya.
Selain baterai yang berkapasitas besar, Selvia menyebut, di kalangan milenial, sharing di media sosial juga hal yang sangat penting. Makanya Samsung membenamkan fitur kamera yang mumpuni.
"Kami lakukan riset, ternyata yang dibutuhkan adalah kamera bokeh dan selfie. Nah kami fokus ke kebutuhan konsumen ini," katanya.
Â
Advertisement
Alasan Galaxy M20 Lebih Mahal daripada di India
Selvia lebih lanjut menjelaskan alasan Galaxy M20 dibanderol lebih mahal di Indonesia ketimbang di India.
Sekadar informasi, Galaxy M20 dibanderol Rp 2,1 jutaan di India, sementara di Indonesia perangkat ini dijual lebih mahal, yakni Rp 2,799 juta untuk varian RAM 3GB dan memori internal 32GB.
Menurut dia, di setiap negara, Samsung memiliki kebijakan masing-masing saat menentukan harga.
"Setiap negara memiliki kebijakan masing-masing soal harga, Samsung Indonesia misalnya melihat kompetisi dan perbandingan dengan yang lain. Itu disesuaikan dengan masing-masing subsidiary," ucapnya.
Misalnya, yang jadi pertimbangan Samsung dalam menentukan harga adalah layanan Samsung dan layanan purna jualnya.Â
"Jadi (Samsung) bukan hanya sekadar melihat spesifikasi, tetapi ada aspek lain, misalnya layanan dan after sales-nya," katanya.
(Tin/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Â