Kecerdasan Buatan Bikin Iklan Jadi Lebih Tepat Sasaran

Teknologi kecerdasan membuat bisnis marketing dan periklanan jadi lebih efisien dan efektif

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 28 Feb 2019, 19:03 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2019, 19:03 WIB
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Kredit: Geralts via Pixabay
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Kredit: Geralts via Pixabay

 

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini bisa membuat segala hal lebih mudah, termasuk bisnis marketing dan periklanan.

Lewat bantuan kecerdasan buatan pula, pengiklan maupun brand bisa membuat iklan yang lebih mampu menyasar target pasarnya dengan jitu.

Diungkapkan oleh Program Director Mobile Marketing Association (MMA) Indonesia, Azalea Aina, teknologi kecerdasan membuat bisnis marketing dan periklanan jadi lebih efisien dan efektif, artinya iklan bisa ditargetkan sesuai dengan audiens yang ingin dicapainya.

"Advertisers selalu mengincar dua hal, yakni efektif dan efisien, artinya iklan bisa menjangkau sasaran dan murah. Nah dengan AI itu akan sangat terbantu. Misalnya karena AI bisa mengenal audiensnya, iklan yang saya lihat bisa berbeda dengan yang kamu lihat karena AI membuat iklan benar-benar sesuai dengan saya," tutur Azalea saat ditemui di Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Menurut Azalea, di sanalah fungsi AI membantu iklan lebih tepat sasaran dan secara kreativitas, tampilan iklan pun lebih relevan untuk penggunanya.

 

Penggunaan AI di Indonesia

Ternyata, selain pekerja seks komersial, robot dengan kecerdasan buatan juga mulai mengambil peran sebagai ahli hukum. (Sumber techinsider.io)

Sayangnya, menurut Azalea, di Indonesia penggunaan AI untuk membuat iklan tertarget yang dipersonalisasi sesuai selera audiens masih sangat kecil persentasenya.

"Masih sangat kecil yang memakai AI, sekarang masih sangat konvensional," ucap dia.

Azalea membandingkan penggunaan AI untuk iklan di luar negeri sudah lebih luas. Misalnya, iklan bisa digunakan untuk menentukan video atau display iklan di sebuah media online.

Selain itu, perencanaan di media mana iklan akan dipasang itu juga bisa dilakukan dengan bantuan kecerdasan buatan.

"Kalau dulu, saya misalnya sebagai media planner harus menentukan, mau pasang iklan di media ini atau itu. Tapi dengan AI, semua sudah ada di sistem, mesin yang menetukan media mana yang paling banyak audiensnya, performance-nya paling bagus, reach-nya paling besar, paling murah, paling banyak diklik, itu sudah terekam datanya di mesin," katanya.

AI Semakin Populer

Ilustrasi Kecerdasan Buatan, Robot

Azalea mengucapkan, di Indonesia baru beberapa brand atau marketing yang menggunakan AI dan lebih banyak brand yang melakukan dengan cara konvensional.

Namun demikian, ke depannya tren marketing dan periklanan memang akan mulai bergeser ke teknologi AI.

"Kalau di luar sekarang salah satu topik yang dibahas adalah machine learning, karena optimasi teknologi itu dampaknya luas, termasuk industri marketing dan advertising," tutur Azalea.

Meski begitu, Azalea tak menampik jika menerapkan teknologi kecerdasan buatan, investasi di awalnya akan lebih mahal.

"Tentunya akan ada investasi besar di awal, tetapi secara jangka panjang jatuhnya lebih efisien dan sustainable. Semuanya kan kalau kita lihat sudah tergantikan dengan otomatisasi, misalnya gerbang tol, itu lebih mahal ketimbang hire orang tetapi jatuhnya lebih mahal. Jadi memang lebih banyak investasi di awal tetapi ke depannya lebih efisien," ucap dia.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya