Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan dari Georgia Institute of Technology, menciptakan cincin dengan teknologi canggih yang berfungsi layaknya sebagai kontrasepsi.
Dilansir Mirror pada Kamis (28/3/2019), cincin tersebut dirancang dengan teknologi berupa hormon kontrasepsi yang disimpan di dalam cincin.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Tak cuma cincin, ilmuwan juga berencana untuk membuat aksesori perhiasan lain, seperti kalung dan juga anting. Lalu, seperti apa cara kerjanya?
Karena hormon tersebut disimpan di dalam potongan objek patch kecil di dalam cincin, saat menyentuh kulit, ia akan menyalurkan partikel kontrasepsi ke dalam tubuh manusia.
Meski belum diuji coba langsung pada manusia, uji awal justru membuktikan kalau teknik ini bisa menyalurkan hormon kontrasepsi dengan lancar.
"Semakin banyaknya opsi kontrasepsi yang tersedia memudahkan manusia (khususnya wanita) bisa memilih dengan nyaman. Dan kami harap, aksesori ini bisa menjadi salah satunya," kata Mark Prausnitz, salah satu ilmuwan dari Georgia Institute of Technology.
"Karena perhiasan merupakan salah satu benda yang paling sering dipakai wanita sehari-hari, teknik ini bisa memfasilitasi mereka," tambahnya.
Prausnitz mengakui, pengembangan perhiasan ini memang mengambil fungsi dasar kontrasepsi berbasis patch alias plester.
"Karena teknologi semakin canggih, kami mencoba mengecilkan patch tersebut dan membuatnya muat di dalam perhiasan," tandasnya.
Meski mereka sudah melakukan uji coba awal, tidak diungkap kapan perhiasan kontrasepsi akan dijual.
Pasalnya, ilmuwan masih meneruskan studi lanjutan terkait seberapa besar hormon kontrasepsi tersebut bisa disalurkan ke badan manusia.
Alat Kontrasepsi Buatan Bill Gates Bisa Dikontrol via Ponsel
Alat kontrasepsi yang biasa digunakan untuk mengatur jumlah penduduk, ke depannya bisa dikontrol melalui remote control dari jarak jauh.
Dengan demikian, nantinya pengguna bisa menentukan kapan ingin memiliki anak dengan cara menekan remote atau mengaksesnya melalui smartphone.
Proyek yang tengah dikembangkan oleh perusahaan yang bernama MicroCHIPS itu berbentuk sebuah chip nirkabel yang dimasukkan ke dalam tubuh atau ditanam di bawah kulit.
Chip yang tertanam diklaim hanya berukuran 20 x 20 x 7 mm dan bisa bertahan hingga 16 tahun.
Hal itu bertujuan agar para ibu yang menggunakannya tidak perlu repot mengganti terlalu sering, seperti alat kontrasepsi konvensional.
Alat ini secara otomatis akan memberikan levonorgestrel dengan dosis 30mcg kepada pasien setiap hari - obat yang biasa digunakan dalam beberapa metode kontrasepsi hormonal dan kontrasepsi darurat.
Cara kerjanya, bila pasien tidak ingin memiliki anak, mereka cukup menonaktifkannya melalui remote control atau nantinya bisa dikendalikan melalui smartphone. Bila sedang ingin memiliki anak, mereka cukup mengaktifkannya kembali.
"Alat ini dirancang untuk kompatibilitas dengan menggunakan mikroprosesor yang telah diprogram dan telemetri nirkabel atau sensor untuk memberikan kontrol aktif," demikian pernyataan yang tertulis dalam laman resmi MicroCHIPS.
Advertisement
Bius Lokal
Mengutip laman CNET, alat kontrasepsi inovatif ini sudah diuji coba dan untuk menaruh chip tersebut hanya dibutuhkan operasi kecil menggunakan bius lokal selama sekitar 20 menit.
Sebagai bagian dari program keluarga berencana Bill & Miranda Gates Foundation, tim peneliti yang dipimpin oleh Robert Langer dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), berharap proyeknya ini memperoleh persetujuan dari FDA untuk diuji pra-klinis tahun depan.
Bill & Miranda Gates Foundation adalah salah satu yayasan swasta terbesar di dunia yang didirikan oleh pendiri Microsoft Bill Gates bersama istrinya, Melinda Gates.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: