Momen Interaksi Instagram Meningkat di Bulan Ramadan

Sepanjang Ramadan, keluarga dan teman menjadi topik yang paling banyak diposting para pengguna Instagram di Indonesia.

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Mei 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2019, 09:30 WIB
Momen Interaksi Instagram Meningkat di Bulan Ramadan.
Aldo Rambie, Client Partner Facebook dan Instagram Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Momen interaksi pengguna Instagram meningkat di bulan Ramadan tiap tahunnya, baik dari penggunaan hashtag maupun fitur lain seperti Stories.

Data internal Instagram dari 20 Januari hingga 24 Juni 2018 menunjukkan, penggunaan Stories meningkat 28 persen di bulan Ramadan.

Sementara dari hari pertama puasa hingga kemarin, 6 Mei - 13 Mei, ada 5 hashtag yang paling banyak digunakan orang Indonesia, yakni #selamatberpuasa, #tokoparselmurah, #happyfasting, #sepatumuslimahsporty dan #semangatpuasa.

Aldo Rambie, Client Partner Facebook dan Instagram Indonesia menyatakan, sepanjang Ramadan, keluarga dan teman menjadi topik yang paling banyak diposting para pengguna Instagram di Indonesia.

"Menurut data Facebook kuartal-2 tahun lalu, keluarga dan teman jadi topik paling banyak diposting di Instagram. Kemudian, postingan di publish saat siang dan sore hari, biasanya menjelang buka puasa itu meningkat," ujarnya di Kantor Komunal Facebook, Selasa (14/5/2019).

Melihat engangement yang tinggi tahun lalu, Aldo punya prediksi yang sama baiknya untuk tren Instagram tahun ini.

"Untuk data tahun ini memang belum ada, karena masih pertengahan bulan puasa, namun kita optimis setinggi tahun kemarin. Contohnya saja, postingan bertema keluarga dan teman yang kebanyakan tentang buka puasa bersama, mudik dan lainnya sudah meningkat 2 minggu sebelum Ramadan," ungkapnya.

Selain itu, untuk mendorong bentuk engangement tersebut, Instagram telah meluncurkan filter Lantern dan stiker GIF bertema Ramadan 6 Mei lalu. Filter ini menampilkan ornamen bulan sabit bokeh dan menawarkan pilihan desain lainnya saat diketuk.

Instagram Bakal Rilis Fitur Stiker Lirik Lagu, Ingin Saingi TikTok?

Ilustrasi Instagram
Ilustrasi (iStock)

Sepertinya Instagram bakal meluncurkan inovasi baru lagi untuk penggunanya. Setelah rilis stiker dan filter bertema Ramadan, sekarang Instagram bakal jejalkan fitur stiker lirik lagu.

Fitur ini pertama kali ditemukan oleh pengguna Instagram, Jane Manchun Wong. Wong kemudian memperlihatkan temuannya itu di Twitter-nya. Dia mendemonstrasikannya dalam lagu Rick Ashley yang berjudul Never Gonna Give You Up, dilansir dari The Verge, Senin (13/5/2019).

Sayangnya, fitur ini belum tersedia untuk Indonesia. Selain itu, belum ada kepastian kapan fitur ini bakal diluncurkan.

Instagram sepertinya ingin membuat semua layanan berada dalam satu aplikasi. Bahkan, fitur ini digadang-gadang bakal menyaingi TikTok.

Sebelumnya, Instagram sudah memperkenalkan fitur soundtrack yang bisa disematkan dalam story, Desember lalu. Pengguna bisa menambahkan lagu dengan beberapa gambar dan video.

Instagram Blokir Tagar yang Menyebarkan Informasi Anti-Vaksin

Ilustrasi Instagram di Smartphone Android. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Instagram di Smartphone Android. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, Instagram mengumumkan kalau layanannya akan memblokir tagar (hashtag) berkaitan dengan konten yang menyebarkan informasi terkait anti-vaksin.

Adapun alasan Instagram memblokir tagar konten tersebut tak lain karena perusahaan tidak ingin penggunanya mengakses informasi yang keliru mengenai vaksin.

Instagram juga tidak ingin informasi seputar vaksin yang sudah diklaim salah oleh World Health Organization, Centers for Disease Control, dan beberapa organisasi lain, beredar luas di platform-nya.

"Jika ada tagar yang berkaitan dengan anti-vaksin, seperti #vaccines1234 dan sejenisnya, atau jika ada tagar yang berkaitan dengan informasi yang salah seputar vaksin, kami tak segan akan langsung memblokirnya," ujar pimpinan Public Policy Instagram Karina Newton.

Untuk sekarang dan ke depannya, Instagram akan mengulas unggahan seperti foto dan video yang berkaitan ke anti-vaksin dengan machine learning, agar tidak ada lagi konten serupa beredar dan bisa menimbulkan misinformasi di penggunanya.

(Tik/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya