Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan Indonesia dalam ajang esport menuai prestasi. Tim Bigetron berhasil menjadi runner-up klasemen sementara dalam perhelatan akbar turnamen profesional esport dunia, PUBG Mobile Club Open (PMCO) 2019 di Shanghai, Tiongkok.
Sementara, posisi pertama diduduki oleh tim Illuminate The Murder dari Thailand.
PMCO 2019 tahap kualifikasi Asia Tenggara diikuti oleh 24 tim yang berasal dari babak final nasional perwakilan dari 6 negara dan 4 tim wildcard. Keenam negara tersebut ialah Indonesia, Kamboja, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam, memperebutkan total hadiah senilai USD 2,5 juta.
Advertisement
Baca Juga
Gaga Li, Head of PUBG Mobile SEA E-Sport menyatakan penyelenggaraan PMCO 2019 merupakan bentuk komitmen PUBG Mobile dalam perkembangan e-sport di seluruh dunia.
"Kami berkomitmen memberikan pengalaman lebih dan membangun interaksi dengan para pemain. Yang terpenting, kami terus memperluas kesempatan kerja sama dengan para mitra untuk mengembangkan sistem terbaik," ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com, Senin (20/5/2019).
Di perhelatan ini, para tim akan bertanding selama 5 pekan dengan 5 hari pertandingan tiap pekannya. Para tim mempertaruhkan 16 tempat di tahap Grand Final Asia Tenggara. Nantinya, grand final akan diselenggarakan dalam waktu 3 hari dengan 12 pertandingan.
Enam belas tim yang memenangkan turnamen Asia Tenggara akan mewakili total 10 wilayah utama untuk bertarung di babak Final Global PMCO 2019.
Ditolak di Tiongkok, Tencent Gantikan PUBG dengan Gim Alternatif
Pemerintah Tiongkok pada bulan lalu, baru saja mengeluarkan peraturan mengenai peredaran gim online yang berpengaruh besar terhadap pemainnya.
Oleh karena itu, Tencent selaku perusahaan pengembang gim, berupaya untuk menggantikan gim populer PUBG dengan gim online yang sesuai dengan peraturan pemerintah, sebagai gim alternatif untuk para pecintanya.
Gim ini, seperti dilansir Tech Crunch pada Jumat (10/5/2019), diyakini akan menghasilkan pendapatan yang cukup signifikan.
Gim dengan judul "Game for Peace" ini, diperkenalkan melalui media sosial Weibo bersamaan dengan dihapusnya PUBG dari Tiongkok.
Sebagai ganti PUBG, Game for Peace adalah gim yang dibuat sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah Tiongkok.
Peraturan yang dibuat oleh Administrasi Negara Pers dan Publikasi negara Tiongkok mengeluarkan serangkaian peraturan gim seperti larangan mengeluarkan darah, mayat, referensi ke kerjaan, dan perjudian.
Selain itu, gim ini hanya akan berfokus pada pasukan angkatan udara Tiongkok.
Advertisement
Dikembangkan Oleh Krafton
Gim ini dikembangkan oleh Krafton, yang sebelumnya dikenal sebagai BlueHole, pengembang gim PUBG.
Meski berbeda nama, Game for Peace sebetulnya bisa dibilang 'kloningan' dari PUBG, yang para pemainnya hanya perlu berpindah gim karena skill yang digunakan sama persis dengan gim sebelumnya.
Pada akhir tahun lalu, Krafton mengatakan bahwa sudah 200 juta pemain terdaftar dalam gim baru ini, dengan rata-rata 30 juta pemain setiap harinya.
Menurut perusahaan analisis aplikasi Sensor Tower, PUBG meraup keuntungan lebih dari USD 65 juta dari pemainnya, yang pada bulan Maret jumlahnya naik hingga 83 persen, bahkan gim ini dapat mengalahkan Fortnite. Uniknya, gim ini juga tersedia untuk versi desktop.
(Tik/Isk)