Liputan6.com, Jakarta - Dalam hal ini aplikasi palsu yang dimaksud adalah aplikasi yang menyimpan virus adware.
Adware sendiri adalah virus digital yang bertujuan untuk menampilkan banyak iklan pada layar gawai kamu. Adware dapat mengakibatkan perlambatan kinerja gawai serta menguras baterai.
Menurut studi yang dilakukan oleh lembaga riset keamanan siber Trend Micro, sebanyak 85 aplikasi gim dan fotografi di Google Play Store menyimpan virus adware. Jika digabung, aplikasi-aplikasi tersebut telah diunduh sebanyak lebih dari delapan juta kali.
Advertisement
Baca Juga
"Selain menayangkan iklan yang sulit untuk ditutup, aplikasi menggunakan teknik unik untuk menghindar deteksi melalui perilaku pengguna dan komando berbasis waktu," tulis Ecular Xu, ahli bidang ancaman gawai Trend Micro dalam blog Trend Micro, sebagaimana dilansir The Independent dari Merdeka.com, Senin (26/8/2019).
Salah satu caranya adalah dengan menyembunyikan ikon aplikasi dan membuat shortcut di layar utama gawai, tepat 30 menit setelah diinstal.
30 menitnya sendiri dihitung dari lamanya pengguna menggunakan gawai setelah aplikasi diinstal berdasarkan waktu yang tertera pada gawai.
Â
Menayangkan Iklan Besar
Perilaku otomatis ini membuat pengguna tidak bisa menghapus aplikasi dengan cara tekan tahan dan membawa apikasi ke pilihan menu hapus instalasi.
Ketika dibuka, aplikasi tersebut berjalan sesuai dengan yang dipasarkan, tetapi setelah sekian lama mereka akan menayangkan iklan besar yang menutupi seluruh layar gawai dan tidak bisa ditutup atau dilewati.
Pengguna jadi harus menonton iklan seluruhnya sebelum kembali. Tidak hanya itu, frekuensi penayangan juga akan lebih tinggi, lebih sering dari frekuensi umumnya yaitu lima menit sekali.
Â
Advertisement
Google Bertindak
Google telah menerima dan menghapus aplikasi-aplikasi yang telah dilaporkan Trend Micro dari Play Store tetapi pengguna yang sudah terlanjur memiliki aplikasinya perlu menghapus secara manual.
Trend Micro mengatakan bahwa antivirus dapat membantu pengguna untuk mendeteksi aplikasi palsu atau iklan berbahaya demi keamanan dan privasi pengguna.
"Penting juga untuk melihat ulasan aplikasi sebelum mengunduhnya karena mereka dapat menjadi peringatan awal," tulis Xu.
Sumber: Merdeka.com