XL Axiata Bicara Soal Pemblokiran Internet di Papua

XL Axiata selaku operator telekomunikasi diminta untuk membatasi akses internet di Papua karena maraknya hoaks dan misinformasi.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 27 Agu 2019, 08:12 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2019, 08:12 WIB
XL Axiata
Petugas teknisi XL Axiata melakukan pemeriksaan terhadap perangkat BTS 4G yang berada di ruas Jalan Tol Merak, Jakarta (Foto: XL Axiata)

Liputan6.com, Sumbawa - XL Axiata menilai pemblokiran internet di Papua dan Papua Barat dalam beberapa minggu ini tidak berdampak signifikan terhadap trafik XL.

Group Head Technology Strategy & Architecture XL Axiata I Gede Darmayusa menyebut, XL Axiata memiliki layanan data di Papua, antara lain di Kota Jayapura dan Sorong. Namun, karena cakupan layanan XL Axiata wilayah Indonesia paling timur itu tidak terlalu luas, trafik data XL tidak terlalu berpengaruh.

"Jaringan XL Axiata di Papua ada di Jayapura dan Sorong. Kami tetap matikan layanan data. Walaupun jaringannya hanya Edge, pengguna masih bisa pakai untuk data, WhatsApp bisa, SMS masih bisa," kata Gede saat dijumpai di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Senin (26/8/2019).

Gede mengatakan, berbeda dengan saat pemerintah melakukan pembatasan akses internet saat Pemilu 2019 yang bersifat nasional, pemadaman akses intenet di Papua ini tidak begitu berdampak signifikan ke trafik data XL secara nasional.

"Yang paling besar (berdampak ke trafik data), seperti pembatasan internet saat Pemilu kemarin. Itu karena pembatasan bersifat nasional," ujar Gede.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Bertujuan Baik

Kerusuhan Pecah di Manokwari
Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di kota Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Gede bercerita, mulanya XL Axiata selaku operator telekomunikasi diminta untuk membatasi akses internet di Papua karena maraknya hoaks dan misinformasi.

"Namun kemudian setelah dilakukan throttling, hoaksnya masih tinggi, akhirnya dilakukan pemadaman (internet)," tutur dia.

Gede mengakui sebenarnya pembatasan akses internet untuk mengurangi misinformasi bertujuan baik.

"Tujuan pemerintah kan baik pada dasarnya, untuk mengurangi peredaran informasi yang tidak benar ya kami mendukung lah apa yang dilakukan pemerintah," tutur Gede.

 

Kapan Akses Internet Papua Kembali Normal?

Menkominfo Rudiantara di Seminar Konsolidasi untuk Sehatkan Industri Telekomunikasi. Dok: Indonesia Technology Forum
Menkominfo Rudiantara di Seminar Konsolidasi untuk Sehatkan Industri Telekomunikasi. Dok: Indonesia Technology Forum

Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara menyatakan belum bisa memutuskan kapan waktu pembukaan akses internet di Papua.

Koordonasi dengan Berbagai PihakRudiantara menuturkan dia belum bisa menentukan kapan penghentian akses internet di Papua berakhir, karena pihaknya harus berkoordinasi lebih dahulu dengan pihak lain, seperti aparat kepolisian.

"Saya tidak bisa memutuskan. Yang bisa memutuskan teman-teman di lapangan. Saya tidak melakukan ini sendiri, tapi kerja sama dengan pihak hukum. Saya ajak, ayo jaga dunia maya jangan sampai dikotori hoaks atau adu domba," katanya.

Terkait pemblokiran akses internet, Rudiantara menegaskan, pihaknya tidak menutup akses internet di Papua dan Papua Barat, tapi hanya membatasinya. Kebijakan itu dilakukan pasca-kerusuhan di sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat.

Rudiantara mengungkapkan alasan membatasi akses internet lantaran banyaknya hoaks di media sosial yang memprovokasi masyarakat Papua dan Papua Barat.

(Tin/Isk)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya