Google Rilis Play Pass, Layanan Berlangganan Gim dan Aplikasi di Android

Akhirnya, Google merilis Play Pass untuk pasar Amerika Serikat lebih dulu dan menyusul di pasar wilayah lain.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 24 Sep 2019, 13:30 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 13:30 WIB
Google Play Pass
Google uji coba fitur berlangganan di Play Store. (Doc: Android Police)

Liputan6.com, Jakarta - Google akhirnya secara resmi meluncurkan layanan Play Pass. Layanan berlangganan bulanan ini memungkinkan pengguna Android untuk mengakses beragam gim dan aplikasi yang tersedia di Google Play Store.

Dikutip dari Cnet, Selasa (24/9/2019), layanan ini dibanderol dengan harga USD 4,99 (Rp 70 ribu). Dengan biaya tersebut, pelanggan dapat menjangkau lebih dari 350 aplikasi dan gim

"Dalam layanan ini, gim sangat penting, tapi kami ingin lebih dari itu," tutur Product Manager Google , Austin Shoemaker. Karenanya, layanan Play Pass juga mencakup aplikasi.

Untuk diketahui, dengan berlanggan Play Pass, pengguna dapat memakai beragam aplikasi dan gim yang bebas iklan dan tidak ada opsi in-app purchases (IAP) karena semua fiturnya sudah dapat diakses.

Shoemaker mengatakan tidak ada konten khusus yang disediakan untuk Play Pass. Kendati demikian, belum dapat dipastikan apakah nantinya ada konten semacam itu, seperti yang ada di Apple Arcade. 

Untuk sekarang, layanan ini baru tersedia untuk pengguna di wilayah Amerika Serikat. Namun, Google menyebut Play Pass akan tersedia pula di wilayah lain dalam waktu dekat.

Sebagai bagian dari promosi, Google saat ini masih memberikan diskon untuk biaya berlangganan USD 1,99 (Rp 28 ribu) selama 12 bulan. Selanjutnya, harga akan kembali normal.

Nantinya, pengguna juga diberi masa percobaan selama 10 hari dan dapat dibatalkan kapan saja. Google menyebut paket berlangganan Play Pass ini dapat dibagi hingga ke lima anggota keluarga.

Apple Arcade Resmi Rilis, Gandeng Konami dan Penerbit Gim Lainnya

Tim Cook di panggung acara setelah Apple Arcade diperkenalkan.
Tim Cook di panggung acara setelah Apple Arcade diperkenalkan. Kredit: YouTube resmi Apple

Selain Google, Apple sebenarnya juga memiliki layanan serupa. Hanya berbeda dari Google, layanan bernama Apple Arcade ini dikhususkan untuk gim. 

Untuk layanan ini, Apple menggandeng banyak penerbit gim, antara lain Konami, Capcom dan Annnapurna Interactive. Perwakilan dari ketiga penerbit gim itu pun mendemonstrasikan gim mereka yang akan tersedia di Apple Arcade.

Disebutkan bahwa ada lebih dari seratus gim di Apple Arcade dan Apple menjanjikan akan menyediakan gim baru setiap bulan. Hal menarik lain dari Apple Arcade adalah gim-gim di layanan ini akan dapat dimainkan secara luring (offline).

Selain itu, gim-gim di Apple Arcade tidak akan disisipi oleh iklan. Kemudian yang tak kalah penting, Apple menyebut tidak ada in-app purchase di layanan ini.

Soal ketersediaan, pengguna akan dapat menjajal Apple Arcade pada pekan depan, tepatnya 19 September. Apple memberi tawaran menarik berupa uji coba gratis selama satu bulan. Setelahnya pengguna hanya perlu merogoh kocek senilai 4,99 USD.

Lintas Perangkat

Apple
Layanan Apple Arcade yang baru diperkenalkan (sumber: Apple)

Gagasan di balik layanan ini adalah pengguna akan membayar tarif bulanan tetap untuk dapat memainkan gim terkurasi.

Setiap langganan juga akan memungkinkan enam anggota keluarga untuk mengakses layanan ini dan mereka akan dapat mengakses Apple Arcade lintas di iPhone, iPad, Mac dan Apple TV.

Apple bertujuan untuk mendorong sumber pendapatan baru dan lebih dapat diprediksi dari layanan online lantaran pertumbuhan penjualan menurun untuk iPhone.

Menurut prediksi sejumlah analis, gim berlangganan akan membentuk bisnis bernilai multimiliar dolar bagi AS dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, untuk membangun bisnis ini Apple butuh investasi tak sedikit untuk kesuksesan layanan Arcade mereka.

Sejumlah orang yang terlibat di dalamnya mengatakan, Apple telah menggelontorkan sejumlah miliar dolar untuk lebih dari 100 gim yang telah dipilih untuk diluncurkan di Arcade. Kabarnya, Apple menggelontorkan dana sekitar USD 500 juta atau setara Rp 7 triliun.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya