Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti menemukan sejumlah aplikasi Android memakai komponen perangkat lunak lawas yang mengandung celah keamanan.
Aplikasi terpopuler yang dimaksud antara lain Facebook, AliExpress, WeChat, Instagram, Yahoo Browser, Facebook Messenger, hingga Mobile Legends: Bang Bang.
Sekadar informasi, kerentanan natif di aplikasi pihak ketiga berbeda dengan di OS. Keduanya mengharuskan pembuat perangkat dan vendor perangat lunak merilis patch (tambalan) untuk mengurangi risiko eksploitasi.
Advertisement
Baca Juga
Namun, bagaimana jadinya jika aplikasi-aplikasi di atas menggunakan komponen perangkat lunak lawas yang kerentanannya belum diperbaiki? Hal inilah yang ditemukan para peneliti di perusahaan keamanan Check Point Research.
"Untuk memverifikasi dugaan kami, kami memindai aplikasi-aplikasi itu guna mengetahui pola yang terkait dengan versi open source code yang rentan," kata peneliti Artyom Skrobov dan Slava Makkaveev, dikutip dari The Next Web, Minggu (24/11/2019).
Hasil verifikasi para peneliti menemukan, kerentanan di software lawas ini kemungkinan ada di aplikasi-aplikasi baru di Google Play.
Penjelasannya, aplikasi seluler umumnya menggunakan komponen di luar library untuk mencapai fungsi tertentu.
Hal ini sering terjadi di software apa pun, ketika kerentanan ditemukan di library terbuka, sehingga pengembang aplikasi harus memastikan bahwa aplikasi yang diperbarui telah menyertakan patch.
Peneliti Check Point menemukan belasan aplikasi Android seperti Yahoo Browser, Facebook (dan Messenger), AliExpress, ShareIt, dan WeChat rupanya menggabungkan library rentan yang sudah ketinggalan zaman.
Kerentanan ini mempengaruhi library playback dari audio dan video, yang memungkinkan penyerang untuk mengeksekusi kode arbitrer. Komponenyang rentan antara lain adalah CVE-2014-8962, CVE-2015-8271, dan CVE-2016-3062.
Facebook dan Instagram Membantah
 Juru bicara Facebook pun membantah akan temuan Check Point ini.
"Orang-orang yang menggunakan layanan Facebook tidak rentan terhadap masalah apapun yang disorot oleh Check Point karena rancangan sistem kami yang memakai kode ini," kata juru bicara Facebook.
Tak hanya Facebook, Instagram juga diidentifikasi sebagai aplikasi yang mengalami kerentanan. Namun, pihak Instagram membantahnya.
"Instagram tidak terdampak oleh CVE-2016-3062 dan kami telah memiliki patch sejak masalah ini terungkap," kata pihak Facebook.
Advertisement
Celah Tak Melulu Soal Eksploitasi
Perlu diketahui, keberadaan celah tak berarti sebuah aplikasi rentan terhadap eksploitasi. Namun, hal ini merupakan anjuran dari peneliti agar pengelola aplikasi memastikan mereka membuat patch untuk melindungi sistemnya.
Selain itu sebagai pengguna, kita tidak bisa melakukan banyak hal untuk menjaga perangkat, meski sudah memperbarui aplikasi ke versi terbaru.
"Pembaruan sistem memang penting untuk menjaga OS dan semua aplikasi. Namun, sangat mengejutkan bahwa pembaruan saja tidak cukup menjaga keamanan perangkat," kata para peneliti Check Point.
(Tin/Why)