Liputan6.com, Jakarta - Sejak merilis Fortnite di Android, Epic Games selaku pengembang bersikeras untuk tidak akan membawa gim buatan mereka ke Google Play Store.
Sempat disebut sebagai langkah tidak biasa, perusahaan memutuskan untuk meluncurkan Fortnite melalui laman web mereka sendiri.
Namun berdasarkan laporan terkini dari 9to5Google, Selasa (10/12/2019), Epic Games akhirnya memutuskan untuk menyerah dan mengumumkan akan merilis Fortnite ke Play Store.
Advertisement
Baca Juga
Lewat keputusan tersebut, perusahaan juga berharap Google akan mempertimbangkan kebijakan tentang pembagian keuntungan antar pengembang dan Google.
Raksasa mesin pencari itu memberikan tanggapannya terkait pernyataan Epic dengan mengatakan,"Android memberikan pilihan pengembang untuk mendistribusikan aplikasi dari toko pihak ketiga."
"Google Play memiliki model bisnis dan kebijakan billing yang memungkinkan kami berinvestasi di platform dan tool untuk membantu pengembang membangun bisnis mereka, dan menjaga keamanan pengguna," tulis Google.
Â
Fortnite Siap Berlaga di Android Tanpa Jalur Play Store
Setahun lalu, Epic Games selaku pengembang Fortnite mengambil jalur berbeda dalam hal pendistribusian pada pengguna Android.
Dikutip dari The Verge, Senin (6/8/2018), gim tidak akan tersedia di Play Store. Epic Games memilih untuk merilis gim ini langsung melalui situs resminya.
Nantinya, pengguna tinggal mengunduh program installer Fortnite untuk memasang gim di perangkat yang kompatibel.
Keputusan ini, menurut CEO Epic Games, Tim Sweeney, tidak lepas dari upaya perusahaannya untuk berhubungan langsung dengan pemain.
"Epic menginginkan hubungan langsung dengan pengguna di seluruh platform yang memungkinkan. Hal ini dimungkinkan dengan adanya internet," tutur Sweeney.
Â
Advertisement
Alasan Epic Games Tidak Rilis Fortnite di Play Store
Alasan lain yang membuat Epic tidak merilis Fortnite di Play Store adalah alasan finansial. Epic tidak ingin membayar biaya toko aplikasi sebesar 30 persen ke Google.
"Untuk platform seluler, 30 persen tidak proporsional dengan biaya layanan yang dilakukan toko, seperti pemrosesan pembayaran, bandwidth unduhan, dan layanan pelanggan," ujar Sweeney.
(Ysl/Isk)