Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim mendorong Microsoft untuk mengambil sebuah inisiatif untuk menghapus jejak karbon perusahaan yang telah dihasilkan sejak 45 tahun Microsoft berdiri.
Selain itu, perusahaan juga akan mengurangi emisi karbon saat ini dan mengurangi atau mencegahnya di masa depan.
Advertisement
Baca Juga
"Jika dekade terakhir telah mengajarkan kita sesuatu, itu adalah bahwa teknologi yang dibangun tanpa prinsip-prinsip ini dapat lebih berbahaya daripada kebaikan," kata CEO Satya Nadella di sebuah acara media di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington, dikutip dari Reuters, Jumat (17/1/2020).
"Kita harus mulai mengimbangi dampak merusak dari perubahan iklim," tutur Satya.
Dia juga menggarisbawahi, jika suhu global terus mengalami kenaikan, maka "dampaknya akan sangat menghancurkan."
Apresiasi Senator
Senator dari Partai Demokrat AS, Chris Coons, dan senator dari Partai Republik AS, Mike Braun, mengapresiasi langkah MIcrosoft.
"Cakupan dan skala proposal ini adalah jenis tindakan berani yang kita butuhkan dari komunitas bisnis," kata keduanya, yang merupakan ketua Kaukus Senat Iklim Solusi bipartisan, dalam sebuah pernyataan.
Pada 2030 Microsoft berencana untuk mengurangi emisi karbon hingga lebih dari setengahnya di seluruh rantai pasokannya. Presiden perusahaan, Brad Smith, juga mengatakan Microsoft akan memperluas jangkauan biaya yang telah dibebankan pada divisi bisnisnya untuk memperhitungkan emisi karbon mereka.
Microsoft akan mengenakan biaya USD 15 per metrik ton untuk emisi karbon inti secara internal dan akan memperluas cakupan secara bertahap guna mencakup semua emisi.
(Why/Isk)
Advertisement