Liputan6.com, Jakarta - Huawei menjalani tahun berat pada 2019 karena permasalahannya dengan pemerintah Amerika Serikat (AS), sehingga memengaruhi bisnisnya. Terlepas dari semua masalah tersebut, perusahaan tetap berhasil meningkatkan pengapalan smartphone pada tahun lalu.
Dilansir GSM Arena, Jumat (17/1/2020), Huawei berhasil mengapalkan 240 juta unit smartphone sepanjang 2019. Pengapalan smartphone global Huawei naik dari 206 juta unit pada 2018.
Advertisement
Baca Juga
Seri flagship P dan Mate memainkan peran penting dalam pertumbuhan ini. Menurut Huawei, pengapalan seri P dan Mate tumbuh 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Chairman Huawei, Xu Zhijun, mengungkapkan pendapatan dari penjualan mencapai sekira 850 miliar Yuan, atau sekira USD 123 miliar. Jumlahnya tumbuh 18 persen YoY.
Lebih lanjut, Huawei juga mengungkapkan berhasil menjual lebih dari dua juta unit Watch GT2 dalam tiga bulan sejak diumumkan. Selain itu juga lebih dari satu juta headset FreeBuds 3 dalam satu bulan dan aplikasi Health telah memiliki 400 juta pengguna bulanan.
Kendala Huawei dan Angka Penjualan
Xu Zhijun mengatakan, Huawei pada 2020 bertujuan mengembangkan lebih banyak ekosistem Huawei Mobile Services (HMS) sebagai alternatif dari layanan milik Google. Perusahaan tidak lagi harus bergantung pada mitra dari negara lain.
Alasan penjualan Huawei tidak berjalan baik pada tahun lalu disebabkan absennya layanan Google pada smartphone terbarunya. Pemblokiran perdagangan oleh AS membuat Huawei tidak bisa menggunakan layanan-layanan Google pada produknya termasuk Chrome, YouTube, dan Maps.
Seri flagship Mate 30 harus meluncur tanpa deretan layanan utama Google tersebut, termasuk di Indonesia. Perusahaan pun kini tengah giat mempromosikan HMS agar konsumen tertarik membeli produknya.
(Din/Why)
Advertisement