Instagram Raup Pendapatan Iklan Rp 273,6 Triliun

Instagram mampu menghasilkan USD 20 miliar atau setara Rp 273,6 triliun dari pendapatan iklan sepanjang tahun 2019.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 05 Feb 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2020, 12:00 WIB
Logo baru Instagram
Logo baru Instagram (Sumber: The Guardian).

Liputan6.com, Jakarta - Instagram bukanlah sapi perah utama bagi Facebook. Namun, Instagram memainkan peranan besar dalam menghasilkan cuan bagi perusahaan media sosial terbesar asal Amerika Serikat itu.

Dalam laporan Bloomberg, diketahui bahwa Instagram mampu menghasilkan USD 20 miliar atau setara Rp 273,6 triliun dari pendapatan iklan sepanjang 2019.

Mengutip laman The Verge, Rabu (5/2/2020), pendapatan Instagram di atas menyumbang lebih dari seperempat dari keseluruhan pendapatan Facebook di tahun 2019.

Di Instagram, iklan muncul di antara Stories yang tengah diputar. Iklan juga muncul di feed pengguna, serta di tab Explore.

Tim Instagram memang tengah bekerja keras untuk menemukan formula yang tepat agar bisa menampilkan lebih banyak iklan di antara konten-konten yang diunggah pengguna.

Dibanding YouTube

Logo Youtube. Dok
Logo Youtube. Dok

Terlepas dari upaya tim Instagram, angka penjualan iklan ini sangat menarik, mengingat Google yang mengumumkan bahwa penghasilan iklan YouTube sebesar USD 15 miliar pada tahun lalu.

Pendapatan iklan yang diperoleh YouTube ini, hanya sekitar 10 persen dari keseluruhan penghasilan Google.

Tak seperti YouTube, Instagram tidak membagikan pendapatan iklan dengan para konten kreatornya.

Pada laporan sebelumnya disebutkan bahwa Instagram membayar pembuat konten tertentu di IGTV mereka.

Dalam kasus tersebut, perusahaan membayar biaya peralatan dan pemotretan si konten kreator, bukan berbagi keuntungan iklan. Biaya ini diperkirakan tidak mencapai kisaran ratusan ribu dolar AS.

Facebook Ambisius dengn Bisnis Iklan

Ilustrasi Instagram
Ilustrasi Instagram. (via: istimewa)

Pada sisi lain, YouTube berbagi pendapatan iklan dengan para konten kreator. CFO Alphabet Ruth Porat mengatakan, biaya untuk produksi berada di bawah biaya "akuisisi konten" YouTube yang menghabiskan sekitar USD 8,5 miliar.

Perlu diketahui, selama beberapa tahun ini, Facebook memang fokus untuk memonetisasi Instagram. Facebook bahkan mengembangkan produk yang fokus untuk berbelanja.

Produk ini memberi kemampuan pada brand untuk menjual item secara langsung dari aplikasi. Instagram juga memberikan akses ke sejumlah konten kreator untuk masuk ke produk Facebook yang didesain untuk membantu mengkoordinasikan penawaran merek.

Perusahaan juga bakal memperluas tools-nya untuk memberikan akses bagi brand ke metrik si pembuat konten. Dengan begitu, pendapatan yang dihasilkan oleh Instagram dan Facebook bisa lebih banyak lagi.

(Tin/Isk)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya