Liputan6.com, Jakarta - Twitter baru saja mengumumkan sedang melakukan uji coba fitur baru yang diberi nama Fleets di Brasil. Meski baru sebatas uji coba, fitur ini ternyata menuai respons negatif dari pengguna Twitter.
Alasannya, fitur ini memiliki fungsi mirip Stories di Instagram atau WhatsApp. Oleh sebab itu, banyak pengguna protes dan tidak sedikit di antara mereka yang meminta Twitter seharusnya merilis fitur edit, alih-alih Fleets.
Mengingat fitur ini mirip Stories, Fleets memungkinkan pengguna Twitter untuk mengunggah konten ephemeral, yakni konten yang dapat menghilang secara otomatis setelah 24 jam.
Advertisement
Baca Juga
Bedanya, seperti dikutip dari Tech Crunch, Kamis (5/3/2020), fitur ini tidak memungkinkan unggahan direspons orang lain. Jadi, respons seperti Likes, Retweet, atau Reply tidak berlaku di konten ini.
Nantinya, konten Fleets juga tidak dapat dilihat di linimasa, layaknya tweet biasa, termasuk dicari lewat kolom pencarian. Untuk dapat melihat Fleets seseorang, pengguna harus mengetuk avatar si pengunggah.
Meski mirip Stories, fitur ini disebut tetap menggambarkan fungsi utama Twitter untuk berbagi teks. Karenanya, pengguna masih bisa mengunggah foto, GIF, atau video, tapi fitur edit tidak tersedia.
Alasan Twitter Perkenalkan Fleets
Lantas, apa yang membuat Twitter merilis fitur semacam ini? Menurut Product Lead Twitter Kayvon Beykpour, fitur ini hadir untuk menjawab kebutuhan pengguna yang merasa kurang nyaman mempublikasikan pikirannya lewat cuitan.
"Ada beberapa pengguna yang merasa tidak nyaman mencuitkan sebuah twit karena dapat dilihat dan dibalas oleh siapa saja, terasa permanen dan diukur performanya (seperti banyaknya Likes dan Retweets yang didapat)," tulisnya lewat akun @kayvz.
Kayvon juga mengakui bahwa fitur ini memang terasa mirip dengan format yang ada di Stories. Namun dia menuturkan, ada beberapa perbedaan yang membuat Fleets tetap fokus pada berbagi dan melihat pemikiran orang-orang.
Menyoal pelanggaran konten yang mungkin terjadi dengan konten Fleets, juru bicara Twitter mengatakan fitur ini tetap merujuk pada aturan sama seperti twit pada umumnya. Untuk itu, perusahaan tidak segan mengambil tindakan hukum bagi pelanggar.
Selain itu, pengguna juga dapat melaporkan konten yang diunggah di fitur ini. Sekadar informasi, fitur Fleets ini hadir tidak lama setelah Twitter mengakuisisi Chroma Labs, startup yang menawarkan piranti edit dan template untuk Stories.
(Dam/Why)
Advertisement