Apple Kembali Buka Semua Toko di Tiongkok

Apple membuka kembali semua tokonya di Tiongkok pada Jumat (13/3/2020). Total 42 toko sebelumnya ditutup selama sebulan disebabkan penyebaran virus Corona.

oleh Andina Librianty diperbarui 13 Mar 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi Apple
Ilustrasi Apple (AP Photo/Mark Lennihan)

Liputan6.com, Jakarta - Apple kembali membuka semua tokonya di Tiongkok pada Jumat (13/3/2020). Total 42 toko sebelumnya ditutup selama sebulan disebabkan penyebaran virus corona.

Dilansir Reuters, Jumat (13/3/2020), situs web resmi Apple di Tiongkok mencantumkan informasi bahwa semua toko akan dibuka dengan waktu berbeda. Pembukaan toko mulai pukul 10.00 pagi hingga 11.00 waktu setempat.

Apple mengumumkan penutupan toko-toko resminya di Tiongkok pada awal Februari 2020. Hal ini disebabkan penyebaran virus Corona di negara tersebut.

Tiongkok juga membatasi perjalanan dan meminta penduduk untuk menghindari tempat-tempat umum pada akhir Januari lalu, sebelum festival Tahun Baru Imlek. Pembatasan tersebut sebagian besar tetap diberlakukan sepanjang bulan lalu.

Apple dilaporkan menjual kurang dari setengah juta iPhone di Tiongkok pada Februari 2020. Penjualan smartphone di negara tersebut dilaporkan melemah.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Apple dan Google Tolak Aplikasi Pemberi Info Virus Corona, Alasannya?

Google
Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Lebih lanjut, Apple dan Google menolak berbagai aplikasi berhubungan dengan virus corona yang informasinya tak berasal dari pemerintah, rumah sakit, dan badan kesehatan dunia WHO. Aplikasi-aplikasi terkait virus corona yang menggunakan sumber tidak dikenal, tidak bisa ada di toko aplikasi Apple maupun Google.

Mengutip laman CNBC, informasi ini diungkapkan oleh beberapa pengembang aplikasi iPhone.

Empat pengembang aplikasi mengatakan, Apple menolak aplikasi mereka. Padahal aplikasi itu memberikan informasi dan statistik mengenai negara-negara yang memiliki kasus positif virus Corona. Sebagian dari aplikasi yang ditolak ini menggunakan data publik dari sumber kredibel seperti WHO untuk membuat dashboard dan maupun peta real-time.

Sejumlah pengembang meminta agar namanya tidak disebut guna menghindari masalah dengan proses tinjauan aplikasi dari Apple.

Salah satu pengembang mengatakan, karyawan Apple menjelaskan melalui telepon, semua informasi yang terkait dengan virus corona di aplikasi-aplikasi Apple harus berdasarkan keterangan resmi WHO atau pemerintah.

(Din/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya