Konsorsium Covid-19 BRIN Serahkan Mobile Hand Washer ke BNPB

Konsorsium Covid-19 bentukan Kemenristek/BRIN menyerahkan sepuluh unit mobile hand washer kepada BNPB.

oleh M Hidayat diperbarui 07 Apr 2020, 07:10 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2020, 07:10 WIB
Kepala BRIN Bambang P.S. Brodjonegoro dan Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Doni Monardo
Kepala BRIN Bambang P.S. Brodjonegoro dan Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Doni Monardo. Kredit: BRIN

Liputan6.com, Jakarta - Konsorsium riset dan inovasi bentukan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) untuk pandemi Covid-19 menyerahkan hasil penelitian dan inovasi kepada kepada Ketua Gugus Tugas/Task Force Percepatan Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Doni Monardo.

"Kemenristek/BRIN terus mengerjakan riset dan inovasi untuk menanggulangi Covid-19. Di sini saya menekankan pentingnya riset yang dapat langsung digunakan masyarakat dalam waktu dekat," ujar Menristek/Kepala BRIN Bambang P.S. Brodjonegoro dikutip dari keterangan resminya.

Dalam kesempatan ini Konsorsium Covid-19 bentukan Kemenristek/BRIN menyerahkan sepuluh unit mobile hand washer atau tempat cuci tangan yang mudah dipasang dari bahan yang mudah didapatkan masyarakat.

Mobile hand washer yang dikembangkan oleh BPPT ini berbahan tangki toren berkapasitas 300 liter, besi siku, pipa, selang, keran, wastafel, sabun, tempat tisu, dan tempat sampah. Masyarakat juga dapat membuat unit mobile hand washer ini, sehingga mereka dapat secara rutin mencuci tangan di tempat padat penduduk.

Mobile hand washer hasil inovasi Konsorsium Covid-19 bentukan BRIN. Kredit: BRIN/Ristekdikti

Selanjutnya, pada kesempatan yang sama juga turut diserahkan 4.000 botol gel hand sanitizer berukuran 250 mL hasil inovasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Hand sanitizer ini dibuat sesuai standar World Health Organization (WHO) dan mengandung rheology modifier, sehingga berbentuk gel yang dapat dioleskan secara lebih merata pada seluruh tangan. Selain itu, hand sanitizer ini mengandung humektan yang melembabkan kulit sehingga tidak membuat kulit kering selama digunakan.

Konsorsium Covid-19 yang diketuai oleh Plt. Staf Ahli Bidang Infrastruktur Ali Ghufron Mukti ini terdiri dari lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK) di lingkungan Kemenristek/BRIN, Balitbang Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perguruan tinggi, diaspora, Ikatan Dokter Indonesia, rumah sakit, dan industri yang diarahkan untuk menciptakan inovasi untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespons Covid-19 dengan dukungan anggaran dari Kemenristek/BRIN.

Pengembangan tes diagnostik

Pada kesempatan yang sama, Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro juga menyampaikan kemajuan dari inovasi yang saat ini dikembangkan Konsorsium Covid-19.

"Selain mengembangkan alat deteksi dan alat yang siap dipakai dalam waktu dekat, berbagai lembaga penelitian dan inovasi di bawah Kemenristek/BRIN juga bersinergi untuk membantu penanggulanan pandemi Covid-19 dengan berbagai cara, mulai dari pelatihan hingga menyediakan broadcast imbauan masyarakat melalui satelit," tutur Bambang.

Inovasi ini mencakup dua jenis tes diagnostik. Kit pertama disebut RDT IgG IgM dan kit kedua disebut RDT Micro-chip. Kit pertama saat ini sudah dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan dapat diproduksi hingga 100.000 kit dalam waktu sebulan. Hasil tes bisa dilihat dalam waktu 15 menit.

Kit kedua digunakan untuk deteksi awal (early detection) dengan cara mendeteksi antigen atau bagian virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia. Mengingat virus Corona dapat bermutasi dalam penderita yang berbeda, kedua kit ini dikembangkan khusus untuk mendeteksi virus Corona yang sudah menyebar di Indonesia.

Pengembangan ventilator

Di samping itu, BPPT dan berberapa Perguruan Tinggi juga sedang mengembangkan alat bantu pernafasan dan ventilator portabel. Pengembangan ventilator ini berbasis bagging bag yang umum dikenal dengan "ambu bag".

Ventilator ini mengadopsi desain open source ventilator yang dikembangkan di Eropa dengan modifikasi untuk menyesuaikan dengan material dan komponen lokal, serta tambahan sensor dan sistem kontrol untuk memenuhi fungsi dan keamanan dalam pengoperasiannya.

Saat ini BPPT sedang menyelesaikan purwarupa ventilator portabel itu sebelum usulan sertifikasinya diajukan kepada Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan. Setelah mendapat sertifikasi, ventilator ini akan diproduksi massal oleh industri nasional guna memenuhi kebutuhan rumah sakit pada bulan ini.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga laboratorium yang mampu mendeteksi virus Corona, LIPI juga mengadakan Pelatihan Tim Pemeriksa Covid-19. Pelatihan ini bertujuan memastikan pemeriksa Covid-19 mampu mendeteksi maupun meneliti virus Corona tanpa tersentuh atau terinfeksi virusnya. Pelatihan ini dilakukan di Fasilitas Bio Safety Level-3 berstandar WHO milik LIPI.

(Why/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya