Kasus Lama Diungkit Lagi, Bukalapak Yakinkan Data Pengguna Aman

Bukalapak menegaskan bahwa semua data pengguna aman.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 06 Mei 2020, 09:24 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 09:18 WIB
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin saat diwawancarai media usai Perayaan 10 Tahun Bukalapak. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin saat diwawancarai media usai Perayaan 10 Tahun Bukalapak, Jumat (10/1/2010). (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 13 juta data pengguna Bukalapak dikabarkan telah ditawarkan di forum hacker.

Pihak Bukalapak pun langsung memberikan penjelasan atas hal ini. Bukalapak menyebut, ancaman peretasan yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab terhadap industri teknologi digital selalu ada.

Untuk itu, Bukalapak menegaskan bahwa saat ini data konsumen aman di Bukalapak.

Pihak Bukalapak menyebut, saat ada percobaan peretasan pada tahun 2019, mereka telah menemukan sumbernya dan menghentikannya.

Saat itu, Bukalapak juga mengingatkan para pengguna untuk mengambil langkah pengamanan secara berkala termasuk mengganti password, dan menggandakan keamanan di sistem kami.

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menjelaskan, “Keamanan user data adalah prioritas kami sehingga dari waktu ke waktu, kami selalu mengimplementasi berbagai upaya demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pengguna Bukalapak serta memastikan data-data pengguna tidak disalahgunakan.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cara Aman Bukalapak Perlakukan Data Pengguna

Logo Bukalapak
Logo Bukalapak

Rachmat mengatakan, saat ini Bukalapak menggunakan sistem berlapis saat menerima, menyimpan, dan mengolah seluruh data pengguna, antara lain:

1. Saat menerima: Bukalapak menggunakan metode https sehingga data yang masuk tidak mudah diretas.

2. Saat menyimpan data: Bukalapak menerapkan metode perlindungan termutakhir dengan perlindungan berlapis.

3. Saat menggunakan dan mengolah: Bukalapak memonitor secara ketat, sehingga jejak orang yang mengakses, membaca, mengganti, atau menghapus data terekam secara baik.

Untuk data-data yang sensitif seperti KTP, kami simpan di storage khusus dalam periode waktu tertentu yang dapat secara otomatis terhapus untuk melindungi privasi user kami.

Di samping proses perlakuan data pengguna yang berhati-hati, Rachmat mengatakan, pengguna juga perlu melakukan langkah-langkah pencegahan.


Ingatkan Pengguna Ganti Password

Pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky
Pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky di konferensi regional Tech in Asia 2019 di Jakarta. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Bukalapak pun mengingatkan sesuai dengan Kebijakan Privasi Bukalapak, di antaranya pengguna perlu melakukan:

1. Ganti Password Akun Secara Berkala

2. Aktifkan Verifikasi 2 Langkah

3. Lebih Berhati-hati terhadap Phishing

4. Perbarui Data Diri Secara Berkala

5. Amankan Data Finansial

"Sebagai mitra jutaan UMKM, Bukalapak akan berupaya sekuat tenaga guna memastikan bangsa Indonesia dapat terus memiliki pilihan dan kesempatan untuk semua orang supaya bisa hidup lebih baik," tutur Rachmat.


Pernah Diterpa Isu Peretasan

Hacker
Kawasan Asia Tenggara mulai menjadi pemain ekonomi skala besar sehingga memicu para hacker untuk melakukan penyerangan siber. (Doc: iStockphoto)

Sebelumnya, Bukalapak pernah diterpa isu pelanggaran data di bulan Maret 2019.

Ceritanya, hacker dengan username Gnosticplayers mengaku meretas 13 juta akun pengguna Bukalapak dan 1,12 akun Youthmanual, sebuah platform kuliah dan karier asal Indonesia.

Hacker tersebut kemudian mengaku menjual jutaan akun tersebut di dark web bernama Dream Market.

Bukalapak pun membantah kabar itu dan memastikan bahwa tidak ada data pribadi pengguna yang diretas.

Memang, Bukalapak mengakui ada upaya-upaya dari luar yang ingin meretas platformnya, tetapi tidak ada data seperti username, informasi finansial, password, atau informasi pribadi yang dibobol.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya