Smartfren: Kebutuhan Internet Tetap Tinggi saat New Normal

Operator seluler Smartfren pun melihat, salah satu pemicu tingginya kebutuhan internet di masa transisi dan new normal adalah kegiatan belajar yang masih dilakukan secara online.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 29 Jun 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 15:00 WIB
Smartfren
VP Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki masa transisi new normal, kebutuhan akan akses internet diyakini masih tetap tinggi. Pasalnya, saat kondisi new normal, batasan-batasan sosial dan fisik masih tetap diberlakukan karena pandemi Covid-19 yang belum selesai.

Operator seluler Smartfren pun melihat, salah satu pemicu tingginya kebutuhan internet di masa transisi dan new normal adalah kegiatan belajar yang masih dilakukan secara online.

Tak hanya itu, kegiatan bisnis dan perkantoran yang sebelumnya dilakukan dari rumah kini boleh berjalan kembali walau masih ada sejumlah pembatasan.

VP Network Smartfren Munir Syahda Prabowo mengatakan, saat pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yakni saat aktivitas dilakukan di rumah, Smartfren melihat ada kenaikan trafik internet antara 15-20 persen.

Dalam pernyataan yang diterima Tekno Liputan6.com, Senin (29/6/2020), Munir menyebut, trafik data saat new normal tetap tinggi dan tak ada perubahan signifikan dari masa PSBB.

“Untuk trafik data tidak ada perubahan drastis secara total volume pemakaian nasional, hanya saja sudah mulai terpantau adanya pergeseran okupansi dari sebelumnya padat di area pemukiman, saat ini mulai ada pergerakan di jalur transportasi komuter yang menuju inner city dan mulai adanya penggunaan di tempat publik, bisnis, atau perkantoran di dalam kota,” kata Munir memberikan penjelasan.


Tawarkan Kartu Perdana 4G Unlimited

Dukung Industri Kreatif, Smartfren Luncurkan Aplikasi SmartMusic
Model menggunakan aplikasi SmartMusic saat peluncuran di Sarinah, Jakarta, Minggu (10/2). Pelanggan dapat menikmati streaming musik sepuasnya tanpa harus melakukan pembajakan. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Lebih lanjut, guna memenuhi kebutuhan layanan data masyarakat saat menghadapi tatanan new normal, Smartfren menawarkan kartu perdana Super 4G Unlimited. Kartu perdana ini memberikan akses internet unlimited selama 24 Jam di semua aplikasi.

Ada dua opsi paket perdana ini, yakni Unlimited Lite seharga Rp 50 ribu dengan pemakaian unlimited 24 jam serta batas pemakaian wajah 500MB per hari.

Selain itu ada juga paket unlimited Rp 75 ribu yang memberi batas pemakaian wajar 1GB per hari. Keduanya juga memberi akses gratis telepon ke sepuasnya ke sesama pengguna Smartfren.

Untuk voucher pun diberikan beragam, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 75 ribu dan aktif antara 7-28 hari.


Cara Smartfren Antisipasi New Normal

Smartfren
VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo. Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar

Menuju kondisi new normal, operator seluler Smartfren bersiap untuk menyesuaikan jaringan dan layanan datanya.

Diungkapkan oleh VP Technology Relations & Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo, sebagai penyedia layanan, cara kerja Smartfren mirip dengan penyedia transportasi.

Artinya, ada persiapan yang dilakukan saat PSBB diterapkan maupun ketika memasuki masa transisi hingga new normal.

"Persiapannya, dulu karena PSBB semua orang terkonsentrasi di permukiman, jaringan dinamis kami siapkan untuk melayani semua pengguna yang ada di area perumahan. Kami kurangi (kapasitas bandwidth) misalnya di Jakarta, karena memang penggunaannya sedikit sekali," tutur Munir.

Namun menurut Munir, pada kondisi new normal, pengaturan Smartfren terhadap jaringan tentu akan berubah.

"Pada kondisi new normal, orang mulai bergerak dari rumah ke mall atau ke kantor. Jadi, secara dinamis akan mengubah ulang traffic route-nya. Semuanya jadi diseimbangkan antara (kapasitas) di kantor maupun di rumah," tuturnya, memberikan penjelasan.

Dalam hal ini, Smartfren terus menyesuaikan dengan kondisi di masyarakat.

"Karena Smartfren itu jaringannya wireless, semua jadi tergantung penggunanya. Misalnya pengguna banyak di terminal atau stasiun, network akan disesuikan untuk terminal atau stasiun. Kalau nggak gitu, Smartfren yang susah," katanya.

Tak hanya itu, Smartfren juga terus melakukan evaluasi dan pengaturan dan menyusun ulang rute trafiknya sehingga layanan bisa berjalan dengan baik.

"Intinya kami terus pantau mana yang berubah signifikan, akan kita sesuaikan. Dan ini tidak hanya di Jakarta, tetapi jaringan nasional Smartfren. Pokoknya kami pantau terus," ujar Munir.

(Tin/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya