Ubisoft Pecat Petinggi Perusahaan Atas Dugaan Pelecehan Seksual

Ubisoft memecat petinggi perusahaan Tommy Francois atas dugaan pelecehan seksual dan perilaku tidak pantas.

oleh M Hidayat diperbarui 04 Agu 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2020, 08:30 WIB
Logo Ubisoft
Ubisoft ungkap sejumlah judul gim terbaiknya di E3 2017. (Doc: The Verge)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ubisoft memecat petinggi perusahaan Tommy Francois atas dugaan pelecehan seksual dan perilaku tidak pantas.

Seorang sumber internal perusahaan, sebagaimana dikutip dari Business Insider, Selasa (4/8/2020), mengatakan bahwa Tommy telah dipecat menyusul penyelidikan internal perusahaan.

Sebelumnya pria yang telah menjabat VP of Editorial and Creative Services mengambil cuti tanpa tanggungan pada akhir Juni, sambil menunggu hasil penyelidikan tersebut.

Tommy merupakan salah satu sosok senior di Ubisoft yang antara lain berkontribusi besar dalam membantu mengarahkan waralaba terbesar perusahaan. Sebut saja Assassin's Creed, Far Cry, Watch Dogs, dan Tom Clancy's The Division.

Langkah CEO Ubisoft Tanggapi Isu Pelecehan di Perusahaan

Awal Juli lalu CEO Ubisoft Yves Guillemot menyampaikan tanggapannya terkait isu pelecehan seksual di internal perusahaan.

Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada karyawan dan dibagikan di akun Twitter Ubisoft, Yves menyatakan situasi yang membuat perusahaan menjadi sorotan ini sama sekali tidak dapat diterima.

"Tidak seorang pun boleh dilecehkan atau tidak dihargai di tempat kerja, dan jenis perilaku tidak pantas yang baru-baru ini kita dengar tidak bisa dan tidak akan ditoleransi," kata Yves dalam surat tersebut.

Yves menekankan bahwa dia mengapresiasi siapa pun yang telah angkat bicara dan mendukung rekan kerjanya mengangkat isu ini ke permukaan.

"Anda didengar, dan Anda membantu mendorong perubahan yang diperlukan dalam perusahaan," tutur Yves.

Terkait isu ini, Yves antara lain melakukan perombakan di internal perusahaan seperti merevisi komposisi Editorial Departmen, mengubah proses sumber daya manusia perusahaan, dan meningkatkan akuntabilitas semua manajer.

"Kami tidak mencari cara cepat untuk menyelesaikan masalah ini, melainkan melakukan perubahan struktural di Ubisoft yang sepenuhnya selaras dengan nilai-nilai kami--nilai-nilai yang tidak menoleransi perilaku beracun dan di mana semua orang merasa aman untuk berbicara," ujar Yves.

Penunjukan Head of Workplace Culture

Selain itu, Yves juga menunjuk Head of Workplace Culture, yakni Lidwine Sauer.

"Dia diberdayakan untuk memeriksa semua aspek kultur perusahaan kami dan menyarankan perubahan komprehensif yang akan menguntungkan kita semua.

Lidwine akan memberikan laporan langsung kepada Yves dan membuat kelompok kerja multidisiplin internasional dan beragam di perusahaan untuk mendukung upaya ini.

Upaya Yves menangani isu ini juga termasuk membuka sesi mendengarkan. Berbeda dengan sisi tanya-jawab ataupun Town Hall Meeting, tujuan sesi ini adalah untuk mendengarkan pengalaman dan keprihatinan karyawan secara aktif dan penuh perhatian, serta menampung saran karyawan.

Upaya-upaya itu juga didukung oleh survei yang akan digelar untuk semua karyawan perusahaan secara global. Pada praktiknya, survei ini akan bersifat anonim.

Investigasi

Menanggapi tuduhan yang sedang ramai dibicarakan, perusahaan juga tengah melakukan serangkaian investigasi yang melibatkan pihak ketiga independen.

"Saya tahu bahwa banyak dari Anda ingin mendengar hasil penyelidikan ini. Namun, kita harus meluangkan waktu yang diperlukan untuk memastikan bahwa investigasi ini dilaksanakan dengan teliti," ujar Yves.

Perusahaan juga telah membuat sebuah platform online yang memungkinkan karyawan dan individu eksternal untuk melaporkan pelecehan, diskriminasi, dan perilaku tidak pantas lainnya, termasuk yang melanggar Pedoman Perilaku Adil kami. Platform ini dikelola oleh pihak ketiga demi menjaga anonimitas dan kerahasiaan, serta melibatkan pakar hukum dan komite CSR.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya