Liputan6.com, Jakarta - Pengguna setia Gojek dilaporkan ternyata 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan kompetitornya. Pernyataan itu didasarkan pada riset berjudul 'Ojek Online, Ancaman/Pelengkap atau Nothing bagi bus TJ?".
Riset yang dilakukan oleh Muhammad Zudhy Irawan tersebut memaparkan keberadaan transportasi online telah menjadi pelengkap transportasi publik, terutama TransJakarta, MRT, dan Commuter Line di Jabodetabek.
Dalam riset yang dilakukan pengajar di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada tersebut, Gojek disebut lebih unggul.
Advertisement
Beberapa keunggulan tersebut adalah ketersediaan mitra pengemudi, perilaku mitra pengemudi ke pengguna, kemudahan aplikasi, serta keamanan dan keselamatan. Namun dari sisi diskon memang kalah dari kompetitor.
Data riset tersebut dipaparkan dalam diskusi media bertajuk 'Gojek dan Masa Depan Integrasi Antar-Moda Transportasi Publik di Jabodetabek'.
Baca Juga
Menurut Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Harya S. Dillon, riset juga menunjukkan kompetisi antar moda transportasi sudah berakhir.
"Data menunjukkan tidak ada kompetisi, justru komplementer antar kendaraan ojek online dengan kendaraan umum," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (5/8/2020).
Berdasarkan riset itu pula, Harya mengatakan, sekitar 45 peren pengguna transportasi publik di Jabodetabek sudah memfungsikan ojek online sebagai solusi first mile-last mile (sarana penghubung awal dan akhir perjalanan).
Lebih lanjut Harya menuturkan debat antara MRT dan TransJakarta kini sudah berakhir. Alasannya, kendati TransJakarta sempat mencapai rekor satu juta penumpang per hari, grafik atau jumlah penumpang MRT juga meningkat.
"Harusnya sekarang ini mobilitas tinggi. Preferensi masyarakat untuk naik transportasi publik semakin tinggi," tuturnya.
Harya menuturkan, hal ini dapat terjadi karena dua hal, yakni layanan yang berorientasi konsumen, lalu terencana dan terlembagakan. Hambatan dari regulasi dan birokrasi juga sudah tidak ada sehingga, efisiensi lebih mudah terwujud.
Solusi Gojek Dukung Transportasi Publik Lebih Terintegrasi
Gojek sendiri memang baru saja mengumumkan solusi terpadu untuk mendukung transportasi publik terintegrasi melalui penyediaan layanan GoRide Instan di empat stasiun terpadu, yakni Stasiun Juanda, Stasiun Sudirman, Stasiun Tanah Abang, dan Stasiun Pasar Senen.
Hal itu diungkapkan oleh Head of Transport Gojek Group Raditya Wibowo dalam diskusi Gojek dan Masa Depan Integrasi Antar-Moda Transportasi Publik di Jabodetabek.
Menurut Raditya, layanan Gojek kini sudah menjadi pilihan utama masyarakat untuk menjangkau transportasi publik. Kondisi itu terbukti dari perjalanan dengan Gojek dari dan menuju transportasi publik yang meningkat 46 persen setiap tahunnya.
"Kenaikan tersebut menunjukkan kehadiran layanan GoRide dan GoCar telah menjadi bagian penting yang melengkapi transportasi publik untuk memenuhi kebutuhan mobilitasi masyarakat," tutur Raditya dalam keterangan resmi, Selasa (4/8/2020).
Pernyataan itu didukung pula dengan data internal Gojek yang menyatakan satu dari dua pelanggan pernah menggunakan layanannya dari atau menunju hub transportasi publik.
Selain itu, jumlah pengguna yang menggunakan layanan GoRide dan Gocar menuju stasiun MRT pada Desember 2019 meningkat hampir tujuh kali sejak pertama kali diluncurkan.
Lalu, ada 11 lokasi stasiun KRL dan Kereta Jarak Jauh juga menjadi titik berangkat dan tujuan paling sering dipesan pengguna GoRide di Jabodetabek.
Advertisement
Layanan GoRide Instan Pangkas Waktu Tunggu Pengguna
Menurut data Gojek, fitur dan laynaan GoRide Instan juga mampu memangkas waktu tunggu pengguna hingga 40 persen. Kondisi itu berlaku di berbagi titik hubung transportasi seperti Stasiun MRT, KRL, dan Transjakarta.
"Untuk meningkatkan integrasi transportasi multimoda, Gojek juga telah menghadirkan solusi GoTransit untuk membantu pengguna merencanakan dan memantau perjalan dari/ke berbagai titik transportasi publik," tutur Raditya.
Lebih lanjut Raditya, layanan GoTransit ini nantinya akan memungkinkan pemesana maupun pembelian tiket transportasi multimoda. Dengan perjalanan yang lebih terhubung, harapannya masyarakat dapat lebih banyak menggunakan transportasi publik.
Gojek juga melengkapi solusi nonteknologi berupa protokol kesehatan dan keselamatan sebagai adaptasi kebiasaan baru saat ini. Sebab, Gojek kini telah memiliki 35 Zona Nyaman J3K (Jaga Keamanan, Jaga Kesehatan, Jaga Kebersihan) di berbagai kota termasuk Jabodetabek.
(Dam/Ysl)