Liputan6.com, Jakarta - Huawei dikabarkan akan menghentikan produksi flagship chipset Kirin pada bulan depan. Informasi ini diberitakan oleh majalah keuangan Caixin pada akhir pekan lalu.
Dituliskan Caixin, penyebab Huawei akan menyetop produksi chipset Kirin adalah tekanan Amerika Serikat (AS) atas pertumbuhan bisnis perusahaan teknologi Tiongkok itu.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman Reuters, Senin (10/8/2020), tekanan AS kepada pemasok Huawei membuat divisi chipset Kirin Huawei, HSilicon, kesulitan membuat komponen vital smartphone ini.
Hal ini dikatakan oleh CEO Huawei Consumer Business Unit Huawei Richard Yu saat memperkenalkan smartphone baru Mate 40.
"Mulai 15 Desember dan seterusnya, prosesor Kirin andalan kami tak dapat diproduksi. Chipset yang didukung AI ini juga tak dapat diproses, ini adalah hal yang sangat merugikan bagi kami," kata Yu, seperti diberitakan Caixin.
Divisi chipset Huawei HiSilicon bergantung pada perusahaan software AS seperti Cadence Design System Inc atau Synopsys Int untuk merancangnya, lalu menyerahkan proses produksi ke Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) yang menggunakan peralatan dari perusahaan AS.
Pihak Huawei menolak untuk memberikan komentar atas laporan Caixin. TSMC, Cadence, dan Synopsys pun belum memberikan respons ketika dimintai komentar.
HiSilicon
Sekadar informasi, HiSilicon memproduksi sejumlah chip, termasuk jajaran prosesor Kirin yang hanya mendukung kinerja smartphone Huawei. Kirin juga jadi satu-satunya prosesor Tiongkok yang mampu menjadi rival untuk Qualcomm dalam hal kualitas.
"Huawei mencoba untuk mengeksplorasi sektor chip sejak 10 tahun lalu, mulai dari ketertinggalan, agak tertinggal, mulai mengejar, dan kini jadi pemimpin," kata Yu.
Huawei, kata Yu, berinvestasi dalam jumlah besar dalam hal riset dan pengembangan. "Kami melalui proses yang sangat sulit," tutur Yu.
Advertisement
Memanasnya Hubungan Dagang Tiongkok-AS
Dengan memanasnya hubungan dagang antara Tiongkok-AS, Gedung Putih mempengaruhi pemerintah di seluruh dunia untuk menekan Huawei.
AS menggunakan alasan Huawei akan menyerahkan data-data pribadi pengguna di banyak negara kepada pemerintah Tiongkok, untuk dimata-matai.
Pihak Huawei pun telah berulang kali membantah rumor pihaknya terlibat dengan Tiongkok dalam hal mata-mata.
Belum lama ini, AS juga mencari cara untuk mengekstradisi Chief Financial Officer (CFO) Huawei Meng Wanxhou atas tudingan fraud.
Pada Mei lalu, Departemen Perdagangan AS juga mengeluarkan perintah yang mewajibkan perusahaan pemasok software dan peralatan manufaktur untuk tak berbisnis dengan Huawei sebelum memperoleh lisensi.
(Tin/Why)