Liputan6.com, Jakarta - Epic Games tak terima Google menghapus gim Fortnite dari toko aplikasi Google Play Store. Epic Games pun akhirnya menuntut Google atas hal ini, menyebut bahwa Google melanggengkan praktik monopoli melalui kebijakan Play Store dan Android.
Dalam gugatan hukum ini, Epic mengklaim, kebijakan Play Store merugikan pengembang aplikasi dan konsumen dengan memasukkan Google sebagai perantara wajib dalam tiap transaksi di dalam aplikasi.
Advertisement
Baca Juga
Gara-gara Google menjadi perantara, terdapat tarif tambahan sebesar 30 persen untuk tiap transaksi.
Sebelumnya, Google menghapus Fortnite dari Play Store karena Epic menghadirkan update yang memungkinkan pengguna membayar in-ap-purchase langsung ke Epic, tanpa melalui sistem pembayaran Google. Bagi Google, hal ini dianggap melanggar kebijakan di Play Store.
"Fortnite masih tersedia di Android, namun kami tak bisa membuatnya tetap tersedia di Play Store karena telah melanggar kebijakan kami," kata seorang juru bicara Google ketika memutuskan menghapus Fortnite.
Namun, Google menyebut, pihaknya terbuka untuk melanjutkan diskusi dengan Epic dan mengembalikan Fortnite ke Google Play.
Apple juga Dituntut
Keputusan Google menghapus Fortnite hanya beberapa jam setelah Apple menghapus Fortnite dari App Store. Penyebabnya sama, Apple tak berkenan dengan update yang menghadirkan opsi pembayaran in-app langsung ke Epic.
Apple juga mengharuskan adanya biaya komisi 30 persen bagi tiap pembelian di dalam aplikasi melalui billing Apple. Akibatnya, Epic juga melayangkan gugatan pada Apple terkait penghapusan Fortnite.
Kendati begitu, gugatan Epic terhadap Google memiliki cakupan yang lebih luas. Epic mengklaim, aturan Google untuk pembesut perangkat dan pengembang Android tidaklah adil dalam hal kompetisi sehat.
Advertisement
Fortnite Kesal karena Google Lakukan Monopoli
Fortnite baru hadir di toko aplikasi Google pada April tahun lalu. Namun, Fortnite sebelumnya sudah bisa dipasang di Android melalui instalasi Apk yang bisa diunduh dari website-nya.
Namun ini juga dimasalahkan oleh Epic, pasalnya Google selalu memberi peringatan ke pengguna untuk tidak menggunakan software dari pihak ketiga, yang tak diunduh langsung dari Play Store.
"Pembatasan ini secara efektif menutup aplikasi dan toko aplikasi lain dari persaingan, termasuk dari saluran distribusi utama," kata Epic.
Epic juga mengklaim, Google mencoba menghindari pengawasan publik terhadap kebijakannya dengan menawarkan persyaratan preferensial dalam kesepakatan sampingan yang ditolak oleh pihak Epic.
(Tin/Why)