Liputan6.com, Jakarta - Penjualan smartphone disebut-sebut menurun pada kuartal kedua 2020. Hal ini terutama dipicu oleh pengaruh pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia.
Namun, Apple justru berhasil menjual lebih banyak iPhone di Amerika Serikat (AS) saat pandemi ketimbang periode sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman MacWorld, Jumat (14/8/2020), berdasarkan data firma riset pasar Canalys, Apple menjual 15 juta iPhone pada konsumen yang ada di AS pada kuartal kedua 2020, tepatnya dari April hingga Juni 2020.
Jumlah ini disebut-sebut lebih banyak dari jumlah penjualan sebelumnya. Ketimbang periode yang sama pada tahun lalu, jumlah penjualan iPhone meningkat 10 persen.
Salah satu yang berkontribusi terhadap naiknya penjualan iPhone adalah kehadiran iPhone SE yang baru dirilis. Dengan tingginya jumlah iPhone yang terjual, Apple menguasai 47 persen pangsa pasar smartphone di AS.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Apple dan Samsung
Dengan data Canalys ini, tiap detik, satu iPhone terjual di Amerika. Apple dan Samsung, jika digabung memiliki 70 persen pangsa pasar smartphone di AS.
Sementara Huawei tidak menempati posisi apapun lantaran kebijakan AS yang melarang produk Tiongkok tersebut.
Penjualan Apple tersebut dianggap sangat fantastis, mengingat Apple sama sekali belum menghadirkan perangkat 5G-nya. Kendati demikian, perluasan infrastruktur 5G juga terhenti karena krisis Covid-19.
Sebagai akibatnya, kecil kemungkinan smartphone 5G bisa memainkan peran penting dalam hal menaikkan penjualan di masa pandemi.
Advertisement
Pengapalan Smartphone Turun
Terlepas dari Apple, kondisi yang terjadi saat ini tak begitu baik untuk industri smartphone. Masih berdasarkan Canalys, pengapalan smartphone turun 10 persen dari 33,4 juta unit pada kuartal yang sama tahun lalu ke 31,9 juta unit pada kuartal ini.
Kendati demikian, pengiriman meningkat lagi 11 persen imbas dari peningkatan produksi dari pabrik-pabrik Tiongkok yang perlahan dibuka kembali setelah krisis Covid-19 mereda.
Mayoritas smartphone yang dikapalkan ke AS pada kuartal kedua 2020 (70 persen) dibuat di Tiongkok, 10 persen lebih banyak ketimbang kuartal pertama tahun 2020.
(Tin/Isk)