Kemkominfo Apresiasi GoFood yang Sandang Aplikasi Paling Ramah Pengguna Sedunia

Kemkominfo mengapresiasi prestasi GoFood yang menyandang peringkat pertama sebagai aplikasi paling ramah pengguna (UX) dan peringkat nomor dua dalam hal pengalaman pelanggan.

oleh Iskandar diperbarui 08 Okt 2020, 18:47 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2020, 18:46 WIB
GoFood
Tampilan platform GoFood di Gojek. (Dok. Gojek)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengapresiasi prestasi GoFood yang menyandang peringkat pertama sebagai aplikasi paling ramah pengguna (UX) dan peringkat nomor dua dalam hal pengalaman pelanggan (CX), berdasarkan riset lembaga UXalliance, Usaria, dan Somia CX.

Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemominfo, menilai dari keberhasilan itu yang diuntungkan adalah penjual dan masyarakat.

Terlebih saat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) belakangan ini hambatan atau limitasi bisa dibantu lewat layanan Gojek.

"GoFood punya imbas manfaat sosial tinggi karena baik restoran, UMKM, dan juga masyarakat mendapatkan keuntungan bersama," ucap Semuel, dikutip Kamis (8/10/2020).

Ia berharap layanan dan inovasi yang ditawarkan Gojek dapat diikuti. Tak perlu aplikasi serupa, tapi bisa memahami kebutuhan masyarakat dan bisa memberikan produk atau jasa yang bermanfaat.

"Kami pun mengapresiasi dan memberi dukungan penuh kepada pelaku industri digital seperti Gojek karena membantu pemerintah mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi saat ini," ujarnya memungkaskan.

 

Kalahkan Zomato

Tampilan Aplikasi Gofood
Tampilan Aplikasi Gofood. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebagai informasi, lewat riset yang berjudul "Delivery Apps ini Time of COVID-19: Global Benchmark' ini, UXalliance, Usaria, dan Somia CX ingin memahami pengaruh Covid-19 dalam pengalaman penggunaan aplikasi dan layanan, termasuk mengidentifikasi kunci kesuksesan aplikasi di dunia beradaptasi selama pandemi.

Adapun riset ini dilakukan terhadap 47 aplikasi pengantaran belanja harian dan pesan-antar makanan di 17 negara di Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan Australia.

Dari semua aplikasi yang dinilai, GoFood mendapat skor 97 persen dalam kategori keramahan pengguna (UX), skor 84 persen dalam pengalaman pelanggan (CX), serta skor sempurna 100 persen untuk peringkat kegunaan (usefulness rank).

Riset menekankan bahwa GoFood dinilai sangat bermanfaat semasa pandemi Covid-19. Di bawah GoFood antara lain UberEats, Walmart, Swiggy, dan Zomato.

 

Manfaat Lebih Bagi Para Mitra

Gojek
Layanan GoFood dari Gojek Kini Hadir di Pasar Mitra Tani Banten. (Dok. Gojek)

Chief Food Officer Gojek Group, Catherine Hindra Sutjahyo, mengatakan di masa pandemi COVID-19 ini pihaknya terus mencari jalan agar layanan GoFood dapat mendukung para pengguna untuk beradaptasi.

Pada saat yang sama sekaligus mampu menciptakan manfaat lebih bagi para mitra di ekosistem Gojek.

”Sesuai dengan semangat GoFood, #LebiHepi, perjalanan atas pengalaman yang menyenangkan kami tuangkan mulai dari pengguna menjelajahi kuliner di dalam aplikasi, memesan, hingga saat menerima makanan dari mitra driver,” ujar Catherine.

Alasan GoFood Jadi Aplikasi Terbaik

Ilustrasi GoFood
Ilustrasi GoFood

Dalam riset itu, UXalliance, Usaria, dan Somia CX secara spesifik juga menyebutkan alasan GoFood sebagai aplikasi terbaik. Berikut ini beberapa di antaranya :

  1. Komunikasi dan protokol kesehatan yang jelas, baik untuk mitra driver maupun mitra usaha GoFood.
  2. Kepeduian terhadap kesejahteraan mitra di ekosistem lewat penyediaan masker dan produk disinfektan.
  3. Adanya informasi dan rekomendasi kesehatan bagi pelanggan dengan bagian khusus untuk artikel terkait Covid-19.
  4. Dukungan terhadap aturan pemerintah lewat kampanye Gojek 'Di Rumah Aja'.
  5. Kanal Komunikasi yang efektif lewat kehadiran bagian layanan penting di tampilan aplikasi, ditambah fitur chat antara mitra dan pelanggan.

"Di masa pandemi dan pembatasan sosial, aplikasi pengantaran mempunyai peran penting, khususnya untuk kehidupan di perkotaan. Karenanya, kami ingin mencari tahu cara aplikasi itu membantu (atau tidak membantu) kehidupan penggunanya," tutur UX Consultant Usaria, Diana Trujillo.

(Isk/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya