PANDI Siap Mendigitalkan Aksara Lontara

PANDI baru saja menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara.

oleh Iskandar diperbarui 09 Nov 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2020, 11:00 WIB
PANDI menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara. Dok: PANDI
PANDI menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara. Dok: PANDI

Liputan6.com, Jakarta - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) baru saja menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara.

Tujuan kerja sama ini adalah untuk mendigitalkan aksara Lontara. Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, mengatakan penandatanganan MoU tersebut merupakan kelanjutan dari program 'Merajut Nusantara Melalui Digitalisasi Aksara'.

"Kegiatan ini diharapkan bisa memperkenalkan kembali dan melestarikan bagian dari budaya asli Indonesia. Kami sangat senang untuk bisa bekerjasama dengan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara dalam rangka melanjutkan pelestarian aksara daerah," ujar Yudho dalam keterangan resminya, Senin (9/11/2020).

Sementara Andi Alifian Mallarangeng, Wakil Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara, mengungkapkan lontara sebenarnya merupakan aksara nusantara pertama yang terdaftar di Unicode.

"Kami upayakan bersama sekitar tahun 90an silam, hanya saja belum diresmikan penggunaannya secara luas. Dari MoU yang terjalin dengan PANDI saat ini, saya sangat bersemangat untuk kembali bersama-sama melestarikan aksara Lontara," tutur Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga tersebut.

Aksara Daerah Tetap Lestari

Hal senada juga diungkapkan Prof. Nurhayati Rahman, Ketua Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara, yang juga merupakan filolog aksara Lontara.

Ia menuturkan bahwa digitalisasi aksara yang diupayakan PANDI merupakan satu hal yang dicita-citakannya sejak dulu, dan berharap bisa tetap lestari.

"Ini adalah mimpi sejak lama, huruf Lontara nantinya bisa diketik dan dilihat langsung di perangkat elektronik (laptop, smartphone). Namun dalam perkembangannya harus tetap menggunakan huruf aslinya, karena akan mengubah sejarah dari huruf Lontara itu sendiri,” ujar Nurhayati yang juga merupakan Guru Besar FIB Universitas Hasanudin Makassar.

 

Keberlangsungan Aksara Lontara di Masa Depan

Di sisi lain, Andi Sitti Aisyah, Ketua Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara, mengatakan bahwa kerjasama kali ini sangat penting demi keberlangsungan aksara Lontara dimasa mendatang.

"Ini (kerjasama) bisa menjadi self defense atau pertahanan diri sebagai anak bangsa, untuk menghadapi gempuran budaya dari luar," ujarnya.

Aksara Lontara juga dikenal sebagai aksara Bugis, aksara Bugis-Makassar, atau aksara Lontara Baru. Aksara tersebut biasanya digunakan sebagai sarana mengekspresikan bahasa Bugis dan bahasa Makassar dalam bentuk tulisan, juga merupakan salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di Sulawesi Selatan.

Kerjasama antara PANDI dan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara fokus pada pelestarian aksara yang diimplementasikan ke dalam bentuk kompetisi pembuatan website berkonten aksara Lontara yang akan diselenggarakan akhir 2020.

(Isk/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya