Analis: Investasi Telkomsel ke Gojek Akan Percepat Ekonomi Digital Nasional

Kesepakatan Telkomsel dan Gojek dinilai datang pada momentum yang tepat.

oleh Iskandar diperbarui 18 Nov 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2020, 08:30 WIB
Gojek Memperluas Zona Nyaman J3K dengan Layanan Penitipan Helm Pribadi
Registrasi menggunakan scan barcode di Zona Nyaman J3K Gojek, Stasiun Depok Baru, Senin (26/10/2020). Zona Nyaman J3K Gojek yang dilengkapi dengan penitipan helm pribadi bertujuan agar pelanggan komuter dapat bepergian dengan aman dan nyaman. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Telkomsel melakukan investasi ke Gojek sebesar USD 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun. Kedua perusahaan sepakat berkolaborasi untuk memperkuat posisinya di Indonesia dan bersinergi dalam mengakselerasi transformasi digital di Tanah Air.

Kesepakatan Telkomsel dan Gojek dinilai datang pada momentum yang tepat. Pasalnya, secara fundamental Gojek telah memasuki fase baru, di mana ekosistem bisnis perusahaan mulai mencatatkan margin positif.

Fendi Susiyanto, analis pasar modal, mengatakan masuknya Telkomsel ke Gojek akan semakin mendorong percepatan digitalisasi ekonomi di Indonesia.

Dengan dukungan infrastruktur dan jaringan Telkomsel yang sudah matang dan menjangkau berbagai daerah, kolaborasi dengan Gojek juga bakal berdampak positif dalam meningkatkan aktivitas ekonomi secara lebih efisien.

"Telkomsel melakukan strategi tepat saat masuk ke Gojek. Ekosistem bisnis Gojek sudah matang dan memiliki potensi pasar yang sangat besar, sehingga dapat dioptimalkan behavior-nya sebagai sumber pendapatan baru Telkomsel," ujar Fendi melalui keterangannya, Rabu (18/11/2020).

Dengan berkembangnya bisnis data dan digital, ekosistem Gojek yang memiliki jutaan pengguna, mitra driver dan pelaku bisnis adalah potensi pasar yang menggiurkan.

"Dengan kinerja ekosistem Gojek yang juga tumbuh positif selama pandemi, seharusnya Telkomsel bisa mendorong pendapatan digitalnya lebih besar lagi. Kolaborasi yang melibatkan pemimpin pasar di industrinya akan selalu positif untuk pasar dan pelaku usahanya sendiri," ucap Fendi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Transaksi Gojek Naik 10 Persen

Gojek
Logo baru Gojek (Foto: Andina Librianty/Liputan6.com)

Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo, belum lama ini mengumumkan perusahaan mencetak laba operasional di luar biaya headquarter (contribution margin positive) di tengah pandemi. Artinya, setiap transaksi Gojek menghasilkan cashflow yang belum dikurangi biaya headquarter.

"Investasi kan ada perpaduan pendanaan dari luar dan internal cashflow. Jika ada profit dari titik produk itu, investasi yang kami lakukan tidak hanya dari luar. Sejak tahun ini investasi bisa dihasilkan dari internal cashflow, ini sangat penting," Andre menjelaskan.

Gojek mengumumkan fundamental perusahaan pada 2020 semakin kuat karena didukung oleh total nilai transaksi di dalam platform grup Gojek (gross transaction value/GTV) yang mencapai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 170 triliun, meningkat 10 persen dibandingkan tahun lalu.

Pencapaian ini didorong antara lain oleh transaksi dari pengguna aktif bulanan (monthly active users) Gojek yang telah mencapai 38 juta pengguna di seluruh Asia Tenggara.

 


Bisnis Digital Telkomsel Meroket

Telkomsel
Telkomsel perkenalkan Paket Halo Unlimited, mungkinkan pelanggan pascabayar untuk mengakses puluhan aplikasi tanpa batas (Foto: Telkomsel)

Sementara Telkomsel, pendapatan bisnis digitalnya tercatat naik 23,1 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp 58,24 triliun pada 2019.

Di tengah pandemi yang menimbulkan resesi di Indonesia, sampai Q3 2020, pendapatan bisnis digital Telkomsel tetap tumbuh sebesar 10,6 persen menjadi Rp 47,66 triliun. Pendapatan digital ini berkontribusi sebanyak 73,2 persen dari total pendapatan Telkomsel.

Prestasi Telkomsel ini didorong oleh lebih dari 170 juta pelanggan. Dari jumlah itu pelanggan mobile data sebanyak 117,3 juta, tumbuh 4,6 persen dari periode sama pada 2019.

(Isk/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya