Material Layar Smartphone Ini Dapat Pulih Sendiri dalam Waktu 20 Menit

Peneliti di Korea Institute of Science and Technology (KIST) telah mengembangkan bahan layar smartphone yang dapat memulihkan diri dari kerusakan

oleh M Hidayat diperbarui 18 Des 2020, 06:30 WIB
Diterbitkan 18 Des 2020, 06:30 WIB
Ilustrasi Layar Smartphone, Layar Ponsel
Ilustrasi Layar Smartphone, Layar Ponsel. Kredit: Steve Buissinne via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Sekelompok tim peneliti di Korea Institute of Science and Technology (KIST) telah mengembangkan bahan layar smartphone yang dapat memulihkan diri dari kerusakan. Atau dengan kata lain, layar smartphone ini antirusak.

Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Yong-Chae Jung, kepala di Institute of Advanced Composites Materials, yang juga melibatkan Profesor Hak-soo Han dari Yonsei University. 

Mengutip rilis pers via Eurekalert, Jumat (18/12/2020) peneliti menggunakan material bernama polimida tak berwarna (Colorless Polyimide, CPI) yang memiliki sifat mekanik, listrik, dan kimia luar biasa.

Material ini menampilkan transparansi seperti kaca tetapi lebih kuat dan tahan goresan, bahkan setelah ratusan ribu kali dilipat dalam proses pengujian.

Jung dan timnya meyakini, temuan mereka dapat secara luas dikomersialkan dan digunakan antara lain untuk produk seluler seperti layar smartphone yang dapat dilipat dan fleksibel.

Manfaatkan minyak biji rami

Pada praktiknya, tim peneliti Yonsei mengembangkan polimida tak berwarna yang dapat memulihkan diri dengan memanfaatkan minyak biji rami yang diekstrak dari biji tanaman rami.

Minyak biji rami mudah mengeras pada suhu ruangan 25 derajat Celcius, sehingga ia banyak digunakan sebagai bahan pelapis dalam mengawetkan karya seni.

Mereka pun membuat mikrokapsul yang mengandung minyak biji rami; kemudian, membuat lapisan yang dapat memulihkan diri dengan cara mencampurkan mikrokapsul itu dengan silikon dan melapisinya pada polimida tak berwarna.

Mikrokapsul itu akan pecah saat terjadi kerusakan mekanis dan dari situ minyak biji rami keluar dan mengalir ke area yang rusak, lalu mengalami pengerasan, sehingga memulihkan area yang rusak.

Proses perbaikan lebih cepat

Selain itu, material yang dikembangkan melalui penelitian kolaboratif ini mampu memulihkan diri, meskipun diimplementasikan dengan material lain yang bersifat keras.

Ia juga dapat memulihkan diri pada suhu ruang tanpa memerlukan panas suhu tinggi. Selain itu, ia proses perbaikan dapat berlangsung lebih cepat saat ia bereaksi dengan kelembapan dan ultraviolet. Pemulihan kerusakan lebih dari 95 persen disebut dapat berlangsung dalam waktu dalam 20 menit saja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya