Google Putuskan Berhenti Bikin Gim untuk Stadia

Google memutuskan untuk berhenti membuat gim mandiri untuk Stadia. Perusahaan memfokuskan kembali tujuannya, yakni menjadi platform main gim dari banyak pengembang.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 02 Feb 2021, 14:36 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 14:36 WIB
Stadia
Spesifikasi Google Stadia. (Doc: Google)

Liputan6.com, Jakarta - Google menutup divisi pengembangan gim internalnya untuk Stadia.

Google menyebut, alih-alih membuat gim sendiri, perusahaan memfokuskan ulang tujuan Stadia, yakni menjadi rumah streaming gim milik banyak pengembang.

"Membuat gim terbaik di kelasnya butuh waktu bertahun-tahun dan investasi signifikan. Biayanya meningkat secara eksponensial," kata Wakil Presiden di Google dan Manajer Umum Stadia Phil Harrison dalam unggahan blog Google, dikutip dari The Verge, Selasa (2/2/2021).

"Mengingat fokus kami dalam membangun teknologi Stadia yang terbukti memperdalam kemitraan, kami memutuskan tidak akan berinvestasi lebih jauh dalam menghadirkan konten ekslusif dari tim pengembangan internal SG&E, di luar gim yang direncanakan hadir dalam waktu dekat," kata Harrison.

Perusahaan pun menutup studio gim Los Angeles dan Montreal. Keduanya berada di bawah bandera Stadia Games & Entertainment (SG&E).

Lebih lanjut, Google mengatakan, sebagian besar tim SG&E akan dipindahkan ke pekerjaan baru. Namun, veteran industri Ubisoft dan EA Jade Raymond sebagai pemimpin tim Studio Stadia akan meninggalkan Google sepenuhnya.

Stadia Masih Tetap Ada, Tapi...

Google Stadia
Google Stadia resmi meluncur di pasaran pada November 2019. (Doc: The Verge)

Di samping layanan berlangganan Stadia Pro, Stadia akan terus ada. Google pun bisa terus mencoba mendapatkan gim pihak ketiga yang bersifat ekslusif untuk ditawarkan melalui Stadia.

Gim yang sebelumnya direncanakan bakal segera dirilis juga tetap akan rilis di Stadia. Kendati demikian, penutupan studio internal Stadia menjadi pukulan serius bagi ambisi Google di bidang gim.

Sebelumnya Google bersedia investasi di beberapa studio gim. Google juga sempat bermaksud untuk membuat gim dengan memanfaatkan teknologi cloud-nya.

Kedua hal ini menandai upaya serius perusahaan untuk memperkenalkan ekslusivitas di bidang gaming yang suatu saat diproyeksikan bisa bersaing dengan Microsoft, Sony, dan Nintendo yang masing-masing bergantung pada studio mandirinya.

Kenyataan bahwa Stadia tak lagi berada dalam bisnis pembuatan gim cukup masuk akal. Pasalnya mengembangkan sebuah judul gim baru menjadi upaya yang sangat mahal.

Sempat Ambisius Rilis 20 Gim Baru untuk Stadia

Google Stadia
Berapa harga layanan Google Stadia. (Doc: Google Stadia)

Sebelumnya di pertengahan tahun 2020, Google mengungkap rencananya untuk merilis 20 gim baru di layanan cloud gaming Stadia. Hal ini terungkap dalam livestream Stadia Connect.

Dilansir GSM Arena, Jumat (17/7/2020), Google memperlihatkan 20 judul gim baru di livestream Stadia Connect.

Semua gim tersebut akan dirilis secara bertahap hingga Januari 2021, dan sudah ada yang tersedia.

Gim-gim tersebut termasuk:

- One Hand Clapping: sudah tersedia

- PUBG Season 8: 30 Juli

- Serious Sam 4: Agustus

- PGA Tour 2K21: 21 Agustus

- Super Bomberman R Online: Musim gugur 2020

- NBA 2k21: Musim gugur 2020

- Sekiro: Shadows Die Twice: Musim gugur 2020

- Dead by Daylight: September

- Hitman: 1 September

- Hitman 2: 1 September

- Hitman 3: Januari 2021

- WWE 2K Battlegrounds: 18 September

- Hello Neighbor: 20 September

- Outriders: Liburan 2020

- Hello Neighbor: Hide & Seek: Liburan 2020

Selain itu, pengembang Splash Damage akan merilis Outcasters eksklusif di Stadia. Sementara pengembang Harmonix, Supermassive Games, dan Uppercut Games sedang mengerjakan judul gim baru untuk Stadia.

(Tin/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya