Dittipidsiber Ingatkan Pengguna WhatsApp Waspadai SMS Mencurigakan, Kenapa?

Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri mengingatkan para pengguna WhatsApp untuk berhati-hati menerima SMS yang berasal dari WhatsApp.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 11 Mar 2021, 19:30 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2021, 19:30 WIB
Ilustrasi WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp. Kredit: Webster2703 via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri kembali mengingatkan pengguna aplikasi WhatsApp untuk selalu berhati-hati saat menerima SMS yang mencurigakan, terutama jika terindikasi meminta kode OTP.

Hal itu diungkapkan melalui akun Siber Polri beberapa hari lalu. Dalam kicauan tersebut, Dittipidsiber Bareskrim Polri mengingatkan pengguna harus waspada saat menerima pesan teks yang berasal dari WhatsApp.

"Saat ini banyak cara bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil alih akun WhatsApp," tulis akun @CCICPolri. Dalam unggahan tersebut, Dittipidsiber juga menyertakan contoh SMS yang terindikasi merupakan upaya mengambil alih akun WhatsApp seseorang.

Salah satu contoh yang diberikan adalah modus salah mengirimkan kode enam digit ke nomor seseorang. Biasanya, penipu akan meminta penerima pesan untuk memberikan nomor yang diterimanya dan tanpa disadari itu adalah kode OTP WhatsApp.

Selain itu, ada pesan lain yang berisi informasi dari WhatsApp pengguna yang telah mengaktifkan akun bisnis. Karenanya, penerima pesan biasanya diminta untuk mengklik link yang disertakan.

"Jika Anda mendapatkan pesan teks dari Whatsapp, Jangan bagikan kode yang Anda dapatkan dan jangan klik link tersebut," tulis akun Siber Polri lebih lanjut.

Modus lain yang baru-baru ini juga diketahui pesan singkat dengan bahasa asing yang disertai dengan kode enam digit di dalamnya. Sama seperti contoh pertama, biasanya penerima pesan akan dihubungi orang lain yang meminta kode enam digit tersebut.

Alasan yang diberikan pun biasanya mirip, yakni nomor tersebut salah kirim. Padahal, nomor yang diterimanya adalah kode OTP WhatsApp, sehingga jika diberikan ke orang lain, mereka dapat mengambil alih akun tersebut.

Waspada, Aksi Pembajakan Akun WhatsApp Kembali Marak Terjadi

WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp (iStockPhoto)

Sebagai informasi, WhatsApp kembali menjadi target penjahat siber untuk melancarkan aksi mereka kepada lebih dari dua miliar pengguna aplikasi milik Facebook itu.

Cara yang dilakukan oleh penjahat siber pun terbilang sudah cukup dikenal oleh banyak pengguna WhatsApp, dimana pelaku dapat meng-hack akun pengguna dengan metode penipuan pesan OTP (one time password).

Sejumlah pengguna pun mulai ramai melaporkan di berbagai platform media sosial, tentang akun WhatsApp mereka telah diambil alih oleh hacker.

Saking banyaknya laporan, Malaysian Communications and Multimedia Commission (MCMC) pun mengeluarkan peringatan kepada pengguna WhatsApp agar selalu waspada dengan berbagai cara pelaku kejahatan beraksi.

Metode yang Dipakai

Ilustrasi WhatsApp, Aplikasi WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp, Aplikasi WhatsApp. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Salah satu cara yang dipakaihacker adalah menyamarkan diri sebagai individu (pura-pura menjadi teman lama atau anggota keluarga) atau tempat usaha yang mengklaim telah salah memasukkan nomor telepon saat bertransaksi online.

Padahal, ini merupakan cara pelaku kejahatan untuk meminta kode otorisasi atau OTP kepada korban yang tidak sadar akun WhatsApp akan diambil alih oleh hacker.

"Pesan SMS berisikan kode enam digit OTP yang diterima oleh korban tersebut merupakan tanda awal pelaku kejahatan sedang berusaha mengubah nomor telepon terkait dengan akun korban," tulis laporan Malaysian Communications and Multimedia Commission (MCMC), Senin (25/1/2021).

Bagi pengguna yang awam, taktik ini dapat menyesatkan korban dengan berpikir mereka akan mengirimkan TAC (kode otorisasi transaksi) yang tidak terkait kepada penipu.

Padahal, sebenarnya mereka telah menyerakan kode OTP akun WhatsApp mereka sendiri kepada pelaku kejahatan.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya