Liputan6.com, Jakarta - 14 Maret kerap dirayakan sebagai hari Pi Day. Seperti diketahui, Pi merupakan konstanta matematika yang menggambarkan rasio keliling lingkaran dengan diameternya.
Menyambut Pi Day di tahun ini, Google merilis sebuah easter egg berupa mini-game di mesin pencariannya. Seperti diketahui, Pi dikenali memiliki nilai 3,14, tapi nilai sebenarnya lebih panjang dari itu.
Nah, dalam mini-game ini Google mengajak pemain mengetahui angka lain dari Pi yang dikenal selama ini. Dikutip dari Phone Arena, Senin (15/3/2021), kamu tinggal mencari kalkulator, menulis persamaan matematika, atau kata Pi di kolom pencarian.
Advertisement
Setelah itu, modul kalkulator akan muncul di bagian paling atas pencarian. Namun yang membedakan, ada simbol Pi di pojok kanan atas yang berkilau.
Klik ikon tersebut untuk mulai memainkan mini game ini. Secara garis besar, kamu hanya perlu mengetik kembali jumlah digit nilai Pi yang muncul di kalkulator tersebut.
Baca Juga
Setiap kali berhasil mengetik kembali nilai Pi yang muncul, satu angka akan ditambahkan kembali. Meski sederhana, gim ini dapat dimainkan untuk menghabiskan waktu atau sekadar ingin mengetahui nilai Pi dengan digit lebih banyak.
Google sendiri tidak menyebut kapan mini game ini akan hilang dari mesin pencarian, tapi kemungkinan besar gim ini hanya bertahan sehari. Jadi, kamu dapat mencobanya hari ini.
Google Hadapi Gugatan atas Tuduhan Pelacakan Pengguna di Incognito Mode
Di sisi lain, hakim di California yang menangani tuduhan pelacakan pengguna oleh Google memutuskan bahwa perusahaan harus menghadapi gugatan class action.
Penggugat menyebut Google masih melakukan pelacakan, meski ia menggunakan mode penyamaran sebagai langkah kontrol privasi.
Seperti diketahui, dalam gugatan yang dilayangkan, setidaknya penggugat meminta Google untuk membayar sebesar Rp71,9 triliun. Perusahaan mesin pencari raksasa itu dituduh secara diam-diam masih mengumpulkan data pengguna.
Dikutip dari The Verge, Minggu (14/3/2021), tiga pengguna mengajukan keluhan pada Juni lalu dengan tuduhan Google memiliki ‘bisnis pelacakan data yang menyebar’ dan pelacakannya tetap ada, meskipun pengguna mengambil langkah untuk melindungi informasi pribadi mereka.
Hal itu tampaknya seperti menggunakan mode penyamaran di Chrome, atau penjelajahan privat di Safari dan browser lainnya. Namun, Google telah berusaha agar kasus ini dibatalkan, tetapi Hakim Lucy Koh menulis dalam keputusannya bahwa perusahaan tidak transparan.
"[perusahaan] tidak memberi tahu pengguna bahwa Google terlibat dalam dugaan pengumpulan data saat pengguna dalam mode penjelajahan pribadi" kata Koh.
Advertisement
Alasan Google
Google beralasan bahwa 'Penyamaran' tidak berarti 'tidak terlihat' dan aktivitas pengguna selama sesi itu tetapdapat terlihat oleh situs web yang mereka kunjungi, analitik pihak ketiga atau layanan iklan yang digunakan situs web yang dikunjungi.
Sementara itu, Juru bicara Google, José Castañeda mengatakan bahwa perusahaan akan menyengketakan klaim gugatan itu dan akan tetap membela klaim perusahaan.
Dia menambahkan bahwa mode penyamaran di Chrome memberi pengguna pilihan untuk menjelajahi internet tanpa menyimpan aktivitas ke browser atau perangkat mereka.
“Seperti yang kami nyatakan dengan jelas, setiap kali Anda membuka tab penyamaran baru, situs web mungkin dapat mengumpulkan informasi tentang aktivitas penjelajahan Anda selama sesi,” kata Castañeda.
Google mengatakan awal tahun ini akan menghentikan cookie pelacakan pihak ketiga secara bertahap dan tidak berencana untuk mengganti cookie dengan sesuatu yang mungkin invasif, meskipun itu akan memengaruhi bisnis periklanan perusahaan.
(Dam/Ysl)