Tips WhatsApp Lindungi Privasi dan Hindarkan Pengguna dari Konten Hoaks

WhatsApp berikan tips untuk melindungi privasi dan menghindarkan pengguna dari konten hoaks. Apa saja?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 17 Mar 2021, 15:15 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2021, 15:15 WIB
WhatsApp, Logo WhatsApp.
WhatsApp, Logo WhatsApp. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp ikut berpartisipasi dalam program literasi digital yang dijalankan oleh ICT Watch dan Kemkominfo.

Perusahaan yang tergabung dalam grup Facebook ini mengklaim pihaknya selalu berusaha menghadirkan akses informasi terpercaya dan kontrol atas privasi terhadap para pengguna.

Diungkapkan oleh Manager Kebijakan Publik WhatsApp Indonesia, Esther Samboh, ketika WhatsApp dikembangkan, tujuannya adalah memberikan layanan yang dapat diandalkan dan privat bagi penggunanya.

"Misinya adalah menghubungkan dunia secara privat, bisa dibilang perlindungan data pribadi merupakan DNA dari WhatsApp," kata Esther dalam Diskusi Menjaga Privasi dan Melawan Hoaks Seputar Covid-19 yang digelar melalui Zoom, Rabu (17/3/2021).

Dia mengatakan, WhatsApp kini memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia dan 90 persen yang dikirim bersifat personal. Hal ini juga diperkuat dengan mayoritas grup yang ada di WhatsApp berisi kurang dari 10 orang.

"Untuk memastikan privasi, WhatsApp by default menghadirkan fitur enkripsi end-to-end, sehingga hanya pengirim dan penerima pesan yang bisa membaca pesan. Tujuannya adalah untuk menjaga privasi data agar informasi tidak digunakan oleh pihak lain," tutur Esther.

Esther pun memberikan tips privasi kepada pengguna WhatsApp.

1. Putuskan Siapa yang Bisa Invite Group

Tips pertama tentang privasi adalah pengguna bisa memutuskan siapa yang dapat mengundang mereka ke dalam grup obrolan.

Pengaturan ini dimaksudkan agar pengguna tidak diundang ke grup oleh kontak atau orang yang tidak mereka kenal. Dengan demikian, pengguna bisa terhindar dari chat atau informasi yang dibagikan oleh pihak tidak dikenal.

2. Tak Ingin Last Seen Dilihat Pengguna Lain

[Fimela] ilustrasi whatsapp
ilustrasi whatsapp | pexels.com/@anton-8100

Esther mengatakan, WhatsApp memiliki sejumlah pengaturan privasi. Semuanya bisa diatur melalui menu Setting.

Setelah memilih menu Setting, pengguna bisa mengklik menu Akun atau Account dan masuk ke menu Privasi.

"Setting privasi default WhatsApp adalah last seen (terakhir dilihat) bisa dilihat oleh semua pengguna. Namun pengguna bisa mengatur sesuai dengan yang dikehendaki," kata Esther.

Dalam hal ini pengguna bisa mengatur agar last seen tidak bisa dilihat oleh orang lain. Dengan begitu pengguna lain hanya bisa melihat nomor kontak dan ikon profil pengguna tanpa bisa melihat status online, status, ataupun foto dari pengguna.

Esther mengatakan, hal ini merupakan salah satu upaya WhatsApp untuk melindungi akun pengguna mereka dari orang-orang yang suka mencuri foto profil pengguna WhatsApp untuk membuat akun palsu (impersonate) yang dipakai menipu.

"Ini bisa meminimalisasi kejadian-kejadian seperti penipuan, karena orang yang tidak ada di daftar kontak tidak bisa melihat foto dan profil kita," tuturnya.

 

3. Hindarkan Pengguna dari Hoaks dan Misinformasi

WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp (iStockPhoto)

Selama pandemi Covid-19, WhatsApp dan platform digital lain berperang melawan hoaks, disinformasi, hingga infodemic mengenai Covid-19.

WhatsApp menyadari, di Indonesia layanan mereka sangat populer. Bahkan banyak orang yang kerap begitu saja percaya dengan pesan yang telah diteruskann berkali-kali padahal pesan tersebut tidak terbukti kebenarannya.

Salah satu upaya menghindarkan pengguna dari masalah semacam ini adalah dengan menghadirkan fitur pembatasan forward alias forwarded limited.

Esther mengatakan, sebuah pesan hanya bisa di-forward ke 5 chat sekaligus. Jika ada banyak pesan yang diteruskan, di samping pesan tersebut akan ada lambang dua panah, tanda pesan tersebut sudah diteruskan berkali-kali.

"Tujuan kehadiran fitur ini adalah untuk mengindikasikan ke pengguna bahwa pesan bukan dibuat oleh orang terdekat, melainkan oleh pihak lain," tuturnya.

Dengan fitur ini, ia mengklaim WhatsApp sudah berhasil mengurangi peredaran pesan viral di platformnya hingga 70 persen.

"Fitur ini bermaksud untuk memberi tahu ke pengguna untuk mempertanyakan, pesan dengan tanda tersebut bukanlah pesan original. Pastikan untuk selalu mengecek informasi, jangan langsung percaya pada pesan yang diteruskan berkali-kali," ucapnya.

 

4. Fitur Block dan Report

Cara kunci WhatsApp
Ilustrasi cara kunci WhatsApp (Sumber:Pixabay)

Fitur lainnya yang juga bermaksud melindungi pengguna adalah Block dan Report. Di sini, pengguna bisa memblokir atau melaporkan sebuah kontak tanpa nama yang mengirimkan obrolan.

"Ketika kita di-chat oleh nomor baru, ada pilihan block dan report. Fitur ini bisa digunakan, terutama untuk akun yang menyebarkan misinformasi," ujar Esther.

 

5. Kerja Sama dengan Lintas Pihak

Guna memerangi hoaks dan misinformasi, WhatsApp juga bekerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya ketika pandemi, WhatsApp membuat Coronavirus Information Hub.

Hub ini berisi panduan dan tips umum berisi materi dan informasi dari sumber yang sahih terkait dengan Covid-19.

WhatsApp juga bekerja sama dengan beberapa lembaga cek fakta guna membasmi informasi hoaks.

Selain itu, WhatsApp juga bekerja sama dengan Kemkominfo membuat Chatbot Covid dan Kemkes untuk Chatbot informasi mengenai vaksinasi.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya