Kata Pakar Keamanan Siber Soal Data 279 Juta Penduduk Indonesia Diduga Bocor

Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya berkomentar mengenai data 279 juta penduduk Indonesia yang diduga bocor.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 20 Mei 2021, 19:39 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2021, 19:39 WIB
Cyber Crime atau Kejahatan Siber
Ilustrasi Hacker Credit: pexels.com/Andri

Liputan6.com, Jakarta - Isu kebocoran data kembali terungkap ke publik. Kali ini, sebanyak 279 juta data penduduk Indonesia diduga telah bocor dan dijual di forum online.

Data yang dijual di forum online dengan nilai 0,15 Bitcoin atau senilai Rp 87 juta ini diduga bocor dari sistem sebuah instansi pemerintah.

Pakar Keamanan Siber, Alfons Tanujaya mengatakan, kemungkinan data-data bocor itu benar adanya.

Data yang diduga bocor meliputi nama, nomor identitas kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, alamat email, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan sejumlah data pribadi lainnya.

"Ini perlu diselidiki lebih jauh, tetapi kalau yang bocor sesuai klaim 270 juta ya kemungkinan dapat datanya dari pusat," kata Alfons ketika dihubungi, Kamis (20/5/2021).

Alfons mengatakan, berdasarkan sampel yang diberikan oleh penjual data, data yang diberikan cukup lengkap. Menurutnya, perlu di-crosscheck keabsahannya. Namun Alfons mengatakan secara independen (terpisah) data-data dari sampel yang diberikan bersifat valid.

Harus Ada Penyelidikan dan Pertanggungjawaban

Hacker
(ilustrasi)

Alfons lebih lanjut mengatakan, harus ada penyelidikan dan pertanggungjawaban mengenai asal kebocoran data ini.

"Ini harus diselidiki bocor dari mana dan harus dipertanggungjawabkan. Data tidak bisa dikelola dan diperlakukan seenak-enaknya," kata pendiri Vaksincom ini.

Ia juga menegaskan, pengelola data yang tidak kompeten dan tidak mampu mengelola data harus bertanggung jawab. Alfons juga menyebut perlu ada transparansi mengenai apa yang terjadi dengan data-data milik penduduk Indonesia tersebut.

Dia mengatakan, data-data tersebut dijual dengan harga yang cukup murah jika dilihat dari sisi pihak yang paham mengenai eksploitasi data.

Namun, kerugian jika data-data tersebut benar-benar bocor sangatlah besar dan membahayakan. Misalnya ketika data-data pribadi pengguna dimanfaatkan untuk penipuan atau mendaftar fintech ilegal.

Data 279 Juta Penduduk Diduga Bocor

Hacker
Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Sebelumnya diberitakan, data milik 279 juta penduduk Indonesia diduga bocor dan dijual di forum online. Informasi ini berdasarkan sebuah cuitan dari akun Twitter @ndagels dan @nuicemedia yang diunggah Kamis, (20/5/2021).

Dalam cuitannya, akun tersebut mengatakan data 279 juta penduduk Indonesia bocor dan dijual, termasuk data orang yang telah meninggal dunia.

Sejauh ini belum diketahui data bocor ini berasal dari instansi mana. Namun, sejumlah dugaan menyebutkan data bocor berasal dari BPJS Kesehatan.

Berdasarkan informasi, pemilik data menjual kumpulan data ini dengan harga 0,15 bitcoin atau setara Rp 87 juta.

Untuk membuktikan kebenaran data dari 279 juta penduduk yang dijual online, si pengunggah data memberikan sampel berisi 1 juta data penduduk Indonesia. Sampel tersebut diunggah ke laman berbagi file seperti bayfiles, anonfiles, dan mega.nz.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya