Studi: Anak Terlalu Lama di Depan Layar Gadget Berisiko Obesitas

Setiap jam tambahan yang dihabiskan di depan layar dikaitkan dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi pada anak usia 9-10 tahun dalam satu tahun ke depan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 07 Jul 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2021, 18:00 WIB
Berapa Lama Screen Time untuk Anak Usia 3 Tahun? Simak Aturannya
Berdasarkan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) anak-anak harus diberi batasan waktu screen time. Simak selengkapnya. (Foto: Unsplash.com/ Emily Wade).

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian menemukan ada hubungan antara lama waktu mengakses layar (screen-time) dengan penambahan berat badan (obesitas) pada usia praremaja di Amerika Serikat (AS).

Para peneliti menemukan setiap jam tambahan yang dihabiskan pengguna di depan layar gadget dikaitkan dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi pada anak berumur 9-10 tahun satu tahun kemudian.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Pediatric Obesity itu, peneliti menemukan bahwa kenaikan berat badan mungkin bukan hanya akibat dari perilaku menetap.

Tetapi ada peran dari konten di media sosial yang mengisyaratkan ‘bentuk tubuh ideal yang tak bisa dicapai’ dapat memengaruhi pengguna untuk makan berlebihan.

Penelitian menggunakan data yang diambil dari 11.066 anak usia praremaja yang merupakan bagian dari Adolescent Brain Cognitive Development Study.

Mereka ditanyai pertanyaan yang berkaitan dengan waktu yang dihabiskan untuk enam jenis screen-time berbeda termasuk televisi, media sosial, SMS, YouTube, obrolan video, dan permainan video.

Mengutip FoxNews, Rabu (7/7/2021) tim peneliti mencatat dalam siaran pers yang di-posting ke EurekAlert.org bahwa penelitian tersebut dilakukan sebelum pandemi.

Angka Obesitas Meningkat

Fakta Obesitas Pada Anak yang Perlu Diketahui
Satu dari lima anak obesitas umumnya berusia enam tahun. Simak fakta anak obesitas berikut ini.

Pada awal penelitian, 33,7 persen anak-anak dianggap kelebihan berat badan atau obesitas, dan setahun kemudian, meningkat menjadi 35,5 persen.

"Studi ini dilakukan sebelum pandemi COVID-19, tetapi temuannya sangat relevan untuk pandemi," kata Jason Nagata, penulis utama studi dan asisten profesor pediatri di University of California, San Francisco.

Ia menambahkan penerapan pembelajaran jarak jauh, pembatalan kegiatan olahraga hingga isolasi membuat anak-anak dihadapkan pada peningkatan screen-time yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Sebuah proporsi yang diperkirakan akan meningkat pada akhir remaja dan dewasa awal," katanya menambahkan.

 

Pengawasan Orang Tua

Jason Nagata mencatat memanfaatkan screen-time seperti menggunakan gadget, smartphone, hinga menonton TV dapat memberikan manfaat seperti pendidikan dan sosialisasi.

Namun, poin pentingnya orangtua harus mencoba mengurangi risiko dari penggunaan layar yang berlebihan termasuk peningkatan waktu duduk dan penurunan aktivitas fisik.

"Orangtua harus secara teratur berbicara dengan anak-anak mereka tentang penggunaan waktu layar dan mengembangkan rencana penggunaan media keluarga," katanya.

(Rif/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya