Liputan6.com, Jakarta TikTok mengatakan, lebih dari satu miliar orang di dunia sudah menggunakan aplikasi berbagi video mereka setiap bulannya.
"Lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia kini datang ke TikTok setiap bulan untuk dihibur saat mereka belajar, tertawa, atau menemukan sesuatu yang baru," kata TikTok dalam unggahan di blog resminya.
Advertisement
Baca Juga
Platform besutan ByteDance itu mengklaim, TikTok sudah menjadi bagian hidup yang dicintai oleh orang-orang di seluruh dunia karena kreativitas dan keaslian kreator-kreator mereka.
TikTok mengatakan mereka memiliki komunitas global yang luar biasa dan mampu menjangkau jutaan orang lintas generasi.
Ucapan terima kasih kepada para pengguna juga disampaikan oleh TikTok Chief Operating Officer Vanessa Papas dalam sebuah unggahan video.
"Mewakili tim TikTok saya ingin mengucapkan terima kasih. Baik Anda sudah bersama kami sejak awal atau baru dalam komunitas ini, di mana pun Anda berada, kami tidak bisa mencapai ini tanpa kalian," kata Papas.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Popularitas yang Meningkat
@tiktok ✨ 1 billion✨ people on TikTok! Thank you to our global community 🎉
♬ original sound - TikTok
Dilansir The Verge, popularitas TikTok melonjak selama pandemi Covid-19.
Perusahaan analisis aplikasi SensorTower mencatat, mereka menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia pada kuartal pertama tahun 2020, dengan 315 juta unduhan pada kuartal tersebut.
SensorTower mengatakan, pemasangan TikTok sudah mencapai 3,2 miliar, dengan perhitungan yang sudah mencakup versi Tiongkok dari aplikasi tersebut yaitu Douyin.
ByteDance juga melaporkan, pendapatan mereka di 2020 lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya menjadi US$ 34,3 miliar.
Rata-rata pengguna bulanan TikTok juga dilaporkan melonjak 25 persen dari Agustus 2020.
Advertisement
Konsep yang Ditiru Platform Lain
Kesuksesan TikTok membawa konsep video pendek pun ditiru oleh platform media sosial lain, termasuk para senior seperti Instagram dan YouTube.
Instagram milik Facebook pada Agustus lalu meluncurkan Reels. Sementara Snapchat memperkenalkan Spotlight di bulan November. YouTube bahkan turun ke pasar dengan mengeluarkan YouTube Shorts.
Meski begitu, TikTok juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk dari negara asalnya sendiri Tiongkok, yang akhir-akhir ini cukup keras dalam mengatur perusahaan teknologi di negeri tirai bambu tersebut.
Tiongkok dikabarkan sedang meneliti apa yang mereka anggap praktik anti persaingan dari perusahaan teknologinya, serta bagaimana perusahaan menangani data sensitif pengguna.
Di era pemerintahan Presiden Donald Trump, ByteDance dan TikTok masuk daftar perusahaan teknologi Tiongkok yang diincar pemerintah Amerika Serikat lewat serangkaian perintah yang membuat mereka diblokir.
Namun, tak satu pun dari perintah itu yang akhirnya berlaku, hingga bulan Juni lalu, Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang mencabut larangan Trump.
Â
Infografis Donald Trump Vs TikTok
Advertisement