Liputan6.com, Jakarta - Forbes baru saja merilis daftar 400 orang Amerika terkaya. Di antara nama yang dipublikasikan, ada CEO FTX, Sam Bankman-Fried, berada di posisi 32 dan merupakan orang termuda yang masuk ke daftar tersebut.
Pria 29 tahun ini tercatat memiliki kekayaan US$ 22,5 miliar atau sekitar Rp 320 triliun. Kekayaan tersebut diraup berkat pertumbuhan pesat FTX, platform pertukaran kripto yang ia dirikan dua tahun lalu dan investasi kriptonya sendiri.
Mengutip laman Forbes, Minggu (10/10/2021), FTX memungkinkan pedagang untuk membeli dan menjual aset digital seperti bitcoin dan Ethereum.
Advertisement
Baca Juga
Perusahaan berhasil mengumpulkan US$ 900 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun dari Coinbase Ventures dan SoftBank pada Juli dengan nilai sekitar US$ 18 miliar atau sekitar Rp 256,6 triliun.
FTX menangani sekitar 10 persen dari nilai nominal US$ 3,4 triliun (sekitar Rp 48.000 triliun) perdagangan derivatif (kebanyakan berjangka dan opsi) yang diperdagangkan oleh investor kripto setiap bulan.
Perusahaan rata-rata mengambil untung sekitar 0,02 persen dari masing-masing perdagangan--meraup pendapatan sekitar US$ 750 juta (sekitar Rp 10,6 triliun) dan laba US$ 350 juta (sekitar Rp 4,9 triliun--selama 12 bulan terakhir.
Secara terpisah, perusahaan perdagangannya, Alameda Research, membukukan laba US$ 1 miliar (sekitar Rp 14,2 triliun) pada tahun lalu.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tuai Pujian dari Para Investor
Empat tahun lalu, Sam Bankman-Fried belum membeli satu bitcoin pun. Sekarang, lima bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-30, ia memulai debutnya di Forbes 400 di peringkat 32, dengan kekayaan bersih US$ 22,5 miliar.
Ia sendiri bukan penggila kripto dan bahkan hampir tidak percaya dengan aset tersebut. Sam Bankman-Fried bisa dibilang sebagai seorang 'tentara bayaran', berdedikasi untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin sehingga bisa memberikannya kepada yang membutuhkan.
"Tujuan saya adalah untuk membawa dampak," kata Sam Bankman-Fried mengenai tujuannya mendirikan FTX dan mengenalkan kripto.
Usaha yang dilakukan pria lulusan MIT ini pun berhasil menuai pujian, salah satunya dari pebisnis Kevin O’Leary yang baru-baru ini berinvestasi di FTX.
"Dia (Sam Bankman-Fried) telah mencapai banyak hal sejauh ini, dan dia mendapatkan pujian dari banyak investor, saya salah satunya," katanya.
Advertisement
Awal Karir
Sam Bankman-Fried awalnya bukanlah pendukung desentralisasi. Ia memulai karir di bidang keuangan tradisional. Orangtuanya adalah profesor hukum di Universitas Stanford, di mana ia lahir dan dibesarkan di Bay Area belajar fisika di Massachusetts Institute of Technology.
Ia kemudian menyadari kalau karier sebagai akademisi bukanlah untuknya. Ia lalu mulai bergabung dengan perusahaan perdagangan kuantitatif, Jane Street Capital, tempat dia pertama kali menemukan cryptocurrency.
Setelah tiga tahun bekerja di sana, ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan perdagangan dan penyedia likuiditasnya sendiri, Alameda Research, pada 2017.
Alameda Research kini telah berkembang menjadi salah satu perusahaan kripto terbesar dengan aset sekitar US$ 2,5 miliar setara dengan Rp 36 triliun.Â
Â
Donasikan Miliaran Kripto
Tak hanya cerdas dalam berbisnis, Sam Bankman Fried juga dikenal sebagai sosok yang dermawan. Ia mengumpulkan kekayaan yang setengahnya disalurkan untuk donasi.
"Pada akhirnya, tujuan saya adalah memberikan dampak, menghasilkan pendapatan sebanyak-banyaknya, dan mendonasikannya sebanyak yang saya bisa," katanya sebagaimana dilansir Cointelegraph.
Ia diketahui berencana untuk membagikan sekitar 50 persen dari miliaran kripto yang ia miliki ketika sudah sukses besar dalam dunia investasi ini.
Langkah donasi tersebut sudah dilakukan Bankman dengan menjadi donatur terbesar kedua untuk kampanye Joe Biden beberapa waktu lalu.
Yayasan FTX juga memberikan 1 persen dari biaya trading platform. Dalam beberapa minggu pertama, yayasan telah mengumpulkan lebih dari US$ 2 juta atau setara dengan Rp 29 miliar.
Hasil tersebut sebagian besar adalah dari kontribusi pengguna, yang akan disalurkan ke badan amal yang sudah dipilih.
Advertisement