Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin, mata uang kripto terbesar di dunia, dilaporkan meningkat hingga mencapai nilai di kisaran Rp 900 juta.
Merujuk CoinMarketCap, pada Kamis (21/10/2021), pukul 13.31, harga Bitcoin berada di US$ 64.482,19 atau sekitar Rp 911,2 juta.
Baca Juga
Sementara itu, mengutip New York Post, pada Rabu 09.43 Waktu Timur, nilai mata uang kripto tersebut sempat menembus US$ 65 ribu atau sekitar Rp 918 juta.
Advertisement
Mengutip Global News, rekor tertinggi Rabu terjadi sehari usai dana yang diperdagangkan di bursa berjangka (ETF) berbasis Bitcoin Amerika Serikat pertama, memulai debutnya di New York Stock Exchange.
Perkembangan ini menandai pembalikan yang dramatis untuk Bitcoin, yang sebelumnya mencatat rekor US$ 65 ribu pada bulan April, sebelum jatuh selama musim panas dan pada Juli lalu sempat mencapai US$ 29.800.
Menurut Coinbase, sejak 2013, Bitcoin sudah melonjak lebih dari 62 ribu persen.
Sementara, Ethereum, mata uang kripto terpopuler kedua setelah Bitcoin, juga mengalami peningkatan besar pada Selasa pekan ini, dan melewati angka US$ 4 ribu untuk pertama kalinya sejak Mei.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masih Berpotensi untuk Naik
Dalam siaran persnya, CEO Indodax Oscar Darmawan melaporkan bahwa pada Jumat, 15 Oktober lalu, harga Bitcoin memang sudah mendekati US$ 60 ribu, tepatnya di US$ 59,454.
"Saya kira masih akan ada potensi untuk Bitcoin bisa melebihi harga all time high yang sempat dicapai beberapa bulan yang lalu tergantung dari sentimen positif di kemudian hari," kata Oscar.
Ia mengatakan, jika dibandingkan data tahun 2020, harga Bitcoin memang terus naik, bahkan sudah berbeda sangat jauh dan berkali-kali lipat dibandingkan sekarang.
Menurut Oscar, momen tersebut menjadi waktu yang tepat bagi orang untuk mulai berinvestasi di Bitcoin.
Oscar mengatakan, selain karena kepercayaan orang-orang terhadap Bitcoin semakin meningkat, harganya yang terus naik setiap tahun, bisa dijadikan aset masa depan.
"Bitcoin pun juga potensial memiliki momentum naik kembali karena akan adanya upgrade Taproot Bitcoin di bulan Oktober hingga November," kata Oscar.
Advertisement
Potensi Anjlok pun Ada
Di sisi lain, David Sacco, profesor keuangan di University of New Haven mengatakan kepada The Post, dirinya memperkirakan Bitcoin akan jatuh lagi dalam waktu dekat.
Pernyataan Sacco merujuk pada kacaunya perjalanan mata uang kripto tersebut selama satu tahun terakhir. Ia bahkan mengatakan, suatu saat dalam pekan depan itu akan di bawah US$ 60 ribu lagi.
"Saya berani bertaruh uang bahwa di beberapa titik dalam tiga bulan ke depan itu kembali turun di US$ 40 ribu lagi, mungkin US$ 30 ribu," kata mantan bankir investasi UBS tersebut.
Menurutnya, Bitcoin sama fluktuatifnya dengan aset keuangan apa pun yang ada saat ini dan akan terus begitu.
(Dio/Isk)