Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran Gedung Cyber 1 di Mampang, Jakarta Selatan, dilaporkan sempat membuat beberapa penyedia layanan situs web down. Hal itu bukannya tanpa alasan karena gedung tersebut menjadi lokasi pusat data (data center) sejumlah perusahaan.
Menurut Direktur ICT Institute, Heru Sutadi, Gedung Cyber itu utamanya digunakan untuk Indonesia Internet Exchange (IIX) dan penempatan pusat data. Karenanya, peristiwa kebakaran ini tentu dapat berdampak pada lalu lintas internet.
Advertisement
Baca Juga
"Tentu ini akan berdampak terhadap akses internet di Jakarta atau menuju Jakarta yang melalui IIX baik domestik maupun akses internasional. Banyak ISP terkoneksi ke sini. Bilamana tidak ada link alternatif ke IIX lain, akses internet akan mengalami hambatan bahkan tidak bisa diakses," tuturnya saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Jumat (3/12/2021).
Advertisement
Selain itu, Gedung Cyber juga banyak ditempatkan pusat data berbagai aplikasi, layanan internet, dan sistem elektronik. Oleh karenanya, apabila tidak ada disaster recovery center (DRC) di tempat lain, layanan yang pusat datanya di Gedung Cyber akan mengalami blackout.
"Akibatnya, akan banyak aplikasi dan layanan digital yang tidak bisa diakses mulai hari ini hingga beberapa waktu ke depan. Semoga dampaknya tidak menimbulkan blackout cukup besar, tapi ini perlu terus dipantau dan dimitigasi secepatnya. Terutama, untuk layanan publik, kesehatan, keuangan, dan perbankan," tutur pria yang juga dikenal sebagai Pengamat Teknologi Informasi dan Komunikasi ini.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jadi Pembelajaran
Lebih lanjut ia menuturkan, saat ini sebenarnya memang sudah ada beberapa IIX dan pusat data di wilayah Jakarta, tapi Gedung Cyber memang terbilang legenda. Karenanya, ia menyarankan, ke depan perlu ada beberapa alternatif trafik ke beberapa IIX agar aksesnya tetap menyala.
Tidak hanya itu, Heru juga mengatakan perlunya penempatan disaster recovery center di tempat lain, bahkan apabila dimungkinkan bisa di lain pulau dengan lokasi yang berbeda.
"Kebakaran Gedung Cyber perlu menjadi perhatian Kementerian Komunikasi dan Infomartika (Kemkominfo) agar bergerak cepat memastikan dampaknya seperti apa dan berapa besar serta mitigasinya bagaimana," tuturnya melanjutkan.
Namun hal lain yang tidak kalah penting, menurut Heru, peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran apabila terjadi hal serupa di masa depan, mulai bencana alam seperti gempa, gedung ambruk, dan peristiwa-peristiwa lain.
"Dan tentu kita harus sepakat bahwa ini bukan sekadar kebakaran gedung, tapi salah satu urat nadi internet dan layanan digital di Indonesia," tuturnya menutup pembicaraan.
Advertisement
Dugaan Penyebab Kebakaran Gedung Cyber
Di sisi lain, Kasudin Penanggulangan Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan Herbert Pilder Lumban menduga penyebab kebakaran akibat hubungan arus pendek listrik.
"Diduga arus pendek listrik," kata dia di lokasi, Kamis (2/12/2021).
Herbert menerangkan, api pertama kali muncul dari lantai 2 Gedung Cyber, tepatnya di ruang server. Herbert menyebut, kobaran api tidak terlalu besar, tapi asap menyelimuti berbagai ruangan.
"Api dari lantai 2 ruang server, tidak merambat asap saja," ujar dia.
(Dam/Isk)
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Advertisement