Liputan6.com, Jakarta - Tesla memperbarui perangkat lunak mereka untuk memungkinkan penumpang kendaraannya bermain game di layar sentuh di saat mobil sedang bergerak.
Namun, fitur baru ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang keselamatan dan gangguan saat mengemudi. Sebelumnya game hanya bisa dimainkan saat kendaraan Tesla dalam kondisi parkir.
Baca Juga
Dilaporkan The Verge, Senin (13/12/2021), beberapa game seperti Sky Force Reloaded, Solitare, dan The Battle of Polytopia, dapat dimainkan saat Tesla Model 3 sedang bergerak.
Advertisement
Sebuah pemberitahuan bakal muncul dan meminta pemain mengonfirmasi dirinya bukan pengemudi sebelum permainan dimulai.
Mengutip Engadget, meski fitur itu dimaksudkan bagi penumpang, namun tidak menutup kemungkinan supir menekan opsi tersebut dan bermain game sambil menyetir.
Selain itu, ada kemungkinan pengemudi bakal teralihkan pandangannya ke layar ketika penumpang sedang memainkan sesuatu, untuk melihat apa yang sedang terjadi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sedang Didiskusikan
Otoritas Amerika Serikat (AS), National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) pun mengatakan kepada Reuters, bahwa mereka tengah mendiskusikan masalah video game yang dapat dimainkan saat mobil sedang berjalan tersebut.
"Kecelakaan akibat gangguan menjadi perhatian, terutama di kendaraan yang dilengkapi dengan berbagai teknologi kenyamanan seperti layar hiburan," kata juru bicara NHTSA.
NHTSA lebih lanjut mengatakan, mereka sadar adanya kekhawatiran dari para pengemudi, dan sedang membicarakan fitur tersebut dengan pabrikan.
Perhatian pemerintah Amerika Serikat sendiri baru-baru ini tertuju pada Tesla.
Mereka mengumumkan sedang menyelidiki insiden yang melibatkan mobil Tesla, yang mengoperasikan autopilot dan menabrak kendaraan darurat yang tengah diparkir.Â
Advertisement
Kecelakaan Akibat Fitur Hiburan
Tesla kabarnya memiliki reputasi yang kerap mengabaikan aturan keselamatan di AS dan mengabaikan rekomendasi regulator untuk perbaikan.
Perusahaan pun menawarkan versi sistem bantuan pengemudi tingkat 2 yang disebut "Full Self-Driving" yang tidak membuat kendaraannya otonom, dan membuat pengemudi harus tetap waspada saat menggunakannya.
Berdasarkan catatan NHTSA, 3.142 orang di Amerika Serikat meninggal dalam kecelakaan yang melibatkan terganggunya konsentrasi pengemudi pada tahun 2019.
Sebuah studi di 2017 juga menyebutkan, banyak fitur infotainment yang menyerap perhatian pengemudi terlalu lama, sehingga membuat perjalanan menjadi tidak aman.
Para peneliti di University of Utah juga menemukan, saat supir menggunakan sistem berbasis suara dan layar sentuh mereka "menghilangkan tangan, mata, dan pikiran mereka dari jalan selama lebih dari 24 detik untuk menyelesaikan tugas."
Diketahui belum ada tanggapan dari Tesla maupun CEO Elon Musk soal hal ini. Perusahaan juga diketahui tidak lagi memiliki departemen hubungan masyarakat.
(Dio/Ysl)
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Advertisement