Indonesia Digital Tribe Ajak Anak Muda Bangun Startup di 8 Kategori Ini

Terlibat sebagai Head Mentor di program Indonesia Digital Tribe, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, serta Pendiri Narasi Najwa Shihab.

oleh M Hidayat diperbarui 09 Jan 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi digital Indonesia mengalami pertumbuhan dan potensinya pada tahun 2025 diperkirakan mencapai USD 146 miliar.

Hingga kini Indonesia telah memiliki ribuan startup dan beberapa di antaranya termasuk 1 startup berstatus decacorn, 7 startup berstatus unicorn, dan sejumlah startup lainnya yang disebut akan menyandang status unicorn juga.

Dalam rangka berkontribusi di ekosistem ini hadir inisiatif bertajuk Indonesia Digital Tribe (IDT). Inisiatif ini terwujud berkat kolaborasi Kementerian BUMN melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI), Telkom Indonesia, Bank Mandiri, serta Kemendikbudristek dan Narasi.

Terdapat 8 kategori di program Indonesia Digital Tribe, yaitu Pendidikan, Perikanan, Kesehatan, Ecommerce, Agriculture, Fintech, Logistik, dan Socialpreneur.

Anak-anak muda terpilih di ajang ini akan dilatih dan berkesempatan mendapatkan berbagai pengalaman dan pengetahuan baru. Mereka pun berkesempatan mendapatkan hadiah 300 juta untuk 3 prototipe terbaik, dan kesempatan berkarier di BUMN.

Terlibat sebagai Head Mentor di program Indonesia Digital Tribe, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, serta Pendiri Narasi Najwa Shihab.

Erick Thohir menyoroti pentingnya ekosistem dalam pengembangan industri teknologi.

"Kita harus mempunyai ekosistem sendiri, road map sendiri sebagai dunia Indonesia, bukan dunia orang lain. Kita harus memastikan eksositem ini yamg menang," ujar Erick dikutip dari rilis resmi pada Minggu (9/1/2022).

Kalau tidak, kata Erick, ekosistem tersebut akan lebih banyak didominasi oleh orang lain.

"Ekosistem itu harus kita menangkan. Teknologi tidak bisa terelakkan, dunia baru akan kita hadapi," tutur Erick.

 

Inklusif

Sementara itu, Nadiem Makarim menyebut Kampus Merdeka sebagai salah satu pendukung untuk mendorong perkembangan industri teknologi ini.

"Tanpa ada talenta digital, kita tidak bisa berkembang. Kita dukung dan kita siapkan talenta-talenta digital yang akan menjadi generasi baru, pemimpin-pemimpin teknologi. Harapannya bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia," kata Nadiem.

Kemudian Najwa Shihab menekankan bahwa IDT adalah gelaran yang memiliki diferensiasi dan inklusif.

"IDT dikemas sedemikian rupa, guna memastikan pengetahuan di bidang kewirausahaan, teknologi, dan kreatif tidak berjalan sendiri-sendiri. Ketiganya dipertemukan secara berimbang dan saling menggenapi," ujar Najwa.

IDT, kata Najwa, juga membuka mengedepankan aspek kesetaraan, yang tidak hanya dalam konteks gender saja, tetapi juga membuka peluang untuk disabilitas.

"Semua berhak belajar, berhak menyalurkan kreativitas, dan berhak ikut berperan menentukan masa depan digital negeri ini," tutur Najwa.

 

Tiga Tahapan di Indonesia Digital Tribe

IDT dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama, Digital Mentorship Program yang merupakan pelatihan untuk mengasah kemampuan inovasi talenta digital lewat pelatihan digital skill dan mindset.

Selanjutnya fase Hackathon, yakni sebuah kompetisi selama 2 pekan untuk merealisasikan ide-ide dan inovasi kreatif menjadi prototipe.

Terakhir fase Showcase, yaitu puncak acara yang berisi pitching day dan perkenalan prototipe terbaik dari talenta digital dan acara menarik lainnya.

Registrasi IDT telah dibuka sejak Desember 2021 hingga 19 Januari 2022 di www.indonesiadigitaltribe.id dengan target sekitar 10 ribu talenta muda digital berbakat Indonesia dan 200 prototipe.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya