Kabel Bawah Laut Rusak Usai Letusan Gunung Berapi, Tonga Terancam Krisis Internet

Perbaikan kabel bawah laut yang menghubungkan Tonga dengan jaringan internet diprediksi membutuhkan waktu beberapa pekan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Jan 2022, 12:44 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2022, 12:44 WIB
Kondisi terkini Tonga usai tsunami.
Kondisi terkini Tonga usai tsunami. (Foto: Konsulat Kerajaan Tonga)

Liputan6.com, Jakarta - Erupsi gunung berapi Hunga Tonga–Hunga Ha'apai dan tsunami di Tonga berdampak pada terputusnya internet di negara kepulauan Pasifik tersebut.

Dilansir The Verge, Kamis (20/1/2022), krisis internet itu terjadi usai satu-satunya kabel bawah laut yang menghubungan negara ke jaringan internet rusak selama erupsi.

Pada Selasa pekan ini, pemerintah Tonga mengatakan "komunikasi baik internasional maupun domestik terputus karena kerusakan pada kabel bawah laut."

Pemerintah menyebut komunikasi terbatas dimungkinkan lewat telepon satelit dan radio berfrekuensi tinggi. Namun kendala itu membuat sulit dalam menilai kerusakan akibat letusan 14 Januari lalu.

Tonga hanya mengandalkan satu kabel bawah laut setebal selang taman dan diisi filamen serat optik.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perbaikan Tergantung Keadaan

Pulau Tongatapu telah diselimuti lapisan abu vulkanik.
Pulau Tongatapu telah diselimuti lapisan abu vulkanik. (Foto: Konsulat Kerajaan Tonga)

Menurut Reuters, kabel internet Tonga memiliki panjang 827 kilometer dan diamankan melalui relai di Fiji. Perbaikan kabelnya sendiri membutuhkan waktu selama dua pekan karena perlu intervensi kapal spesialis perbaikan bawah laut.

Kapal terdekat adalah Reliance dari perusahaan Amerika Serikat SubCom. Namun mereka berada 4.700 kilometer di Papua Nugini dan butuh waktu berhari-hari untuk menuju Tonga.

Craige Sloots, Direktur Pemasaran dan Penjualan di Southern Cross Cable Netowrk, perusahaan pemelihara sejumlah kabel bawah laut Tonga mengatakan, perlu waktu total dua pekan untuk perbaikan koneksi.

"Kemampuannya untuk memperbaiki juga akan tergantung, seperti yang Anda perkirakan, pada aktivitas vulkanik apa pun," kata Sloots.

Sementara mengutip DW, pemerintah Selandia Baru menyebutkan, SubCom mengatakan kemungkinkan akan memakan waktu setidaknya empat pekan untuk memperbaiki kabel Tonga.

Butuh Waktu Lebih dari Sebulan

Foto dari udara yang diabadikan oleh pesawat Orion milik Angkatan Udara Selandia Baru pada 17 Januari 2022 ini menunjukkan pemandangan pulau utama di Tonga usai letusan gunung berapi. (Xinhua/Kementerian Pertahanan Selandia Baru)
Foto dari udara yang diabadikan oleh pesawat Orion milik Angkatan Udara Selandia Baru pada 17 Januari 2022 ini menunjukkan pemandangan pulau utama di Tonga usai letusan gunung berapi. (Xinhua/Kementerian Pertahanan Selandia Baru)

Samiuela Fonua, ketua perusahaan pemilik kabel Tonga Cable Ltd, mengatakan, kapal perbaikan akan meninggalkan Port Moresby di Papua Nugini pada akhir pekan.

Mereka lalu bakal melakukan perjalanan selama delapan atau sembilan hari ke Samoa untuk mengambil peralatan. Dari sana kapal akan menuju ke area erupsi dimana kabel putus.

"Kabel sebenarnya berada di sekitar zona vulkanik. Kami tidak tahu ... apakah mereka utuh atau terlempar atau tersangkut di suatu tempat di bawah air," kata Fonua.

"Kami tidak tahu apakah itu terkubur lebih dalam lagi," imbuhnya seraya menambahkan, perbaikan tersebut bisa memakan waktu lebih dari sebulan.

Operator jaringan seluler Digicel mengatakan telah menyiapkan koneksi sementara melalui satelit, namun mereka mencatat "ini akan terbatas dan tidak merata, mencakup sekitar 10 persen dari kapasitas biasa."

(Dio/Ysl)

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya