Liputan6.com, Jakarta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) merespon adanya laporan upaya serangan siber terhadap Bank Indonesia (BI)
Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi melalui siaran persnya, dikutip Jumat (21/1/2022), mengungkapkan BI telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Baca Juga
"Kementerian Kominfo mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan upaya verifikasi, pemulihan, audit, dan mitigasi sistem elektronik BI," kata Dedy Permadi.
Advertisement
Lebih lanjut, Kemenkominfo mendorong para Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang mengalami gangguan keamanan pada sistem elektroniknya, untuk dapat melakukan koordinasi dengan BSSN.
Dedy mengatakan, BSSN merupakan lembaga yang berwenang untuk merekomendasikan implementasi teknik keamanan siber, menerapkan ketentuan teknis siber, serta kewenangan lain terkait yang diatur oleh perundang-undangan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BI Diserang Ransomware
Kemenkominfo mengatakan akan terus mengawasi komitmen dan keseriusan PSE dalam melindungi data pribadi yang dikelolanya dengan memperhatikan kelayakan dan keandalan sistem pemrosesan data pribadi.
"Baik dari aspek teknologi, tata kelola, dan sumber daya manusia," imbuh Dedy.
Sebelumnya, BI diduga telah menjadi korban serangan ransomware yang dilancarkan oleh sebuah geng bernama Conti. Hal ini diungkap pertama kali oleh platform intelijen dark web Dark Tracer.
"[Alert] Conti ransomware gang has announced "BANK OF INDONESIA" on the victim list," tulis Dark Tracer di akun Twitter-nya, Kamis (20/1/2022).
Dari tangkapan layar yang dibagikan, file ini sudah dilihat oleh 14 user, dengan jumlah file sekitar 838 atau berukuran 487.09 MB. Akan tetapi, Dark Tracer tidak memberikan informasi lebih rinci tentang data-data apa saja yang diambil oleh pelaku.
Advertisement
Sudah Dilaporkan Sejak 17 Desember
BI dan BSSN pun telah membenarkan kabar tersebut. Juru Bicara BSSN Anton Setiawan menyebut, ransomware tersebut sudah dilaporkan oleh BI ke pihaknya pada 17 Desember 2021 lalu.
"Tim BSSN dan BI melakukan verifikasi terhadap konten dari data yang tersimpan," kata Anton kepada media, Kamis (20/1/2022).
Anton mengatakan, berdasarkan penelusuran, data tersebut merupakan data milik Bank Indonesia cabang Bengkulu. Disebutkan ada 16 PC milik kantor cabang Bank Indonesia yang terkena dampak dari serangan ransomware tersebut.
Soal data yang dicuri, BSSN dan BI memastikan file-file tersebut merupakan data pekerjaan personal di PC pada kantor BI cabang Bengkulu. "Data-data yang bocor tidak terkait dengan sistem kritikal di BI," ujarnya.
(Dio/Ysl)
Infografis Dampak Dugaan Kebocoran Data Aplikasi eHAC dan Antisipasinya
Advertisement