Liputan6.com, Jakarta - Sebuah roket milik perusahaan Elon Musk, SpaceX, dilaporkan akan menabrak dan meledak di Bulan. Roket yang dimaksud bernama Falcon 9 booster yang diluncurkan pada 2015 dan telah menyelesaikan misinya.
Namun, setelah menyelesaikan misi, roket ini tidak memiliki cukup bahan bakar untuk kembali ke Bumi dan malah tetap berada di luar angkasa.
Baca Juga
Mengutip laporan BBC, Jumat (28/1/2022), astronom Jonathan McDowell mengatakan, kejadian ini akan menjadi tabrakan roket tak terkendali pertama dengan Bulan. Meski begitu, menurut dia, efek tabrakan ini cukup kecil.
Advertisement
Tabrakan roket Falcon 9Â dengan Bulan dilaporkan akan terjadi pada 4 Maret 2022, ketika roket akan meledak saat berkontak dengan permukaan Bulan.
Sekadar informasi, roket tersebut ditinggalkan di orbit tinggi tujuh tahun lalu, setelah menyelesaikan misi mengirim satelit cuaca luar angkasa. Perjalanan roket ini mencapai jutaan mil.
Falcon 9 merupakan bagian dari program eksplorasi ruang angkasa SpaceX, perusahaan roket komersial yang sedari awal ditujukan untuk membuat manusia bisa hidup di planet lain.
Sejak 2015, roket ini ditarik oleh gaya gravitasi yang berbeda dari Bumi, Bulan, dan Matahari sehingga jalurnya gak kacau.
"(Roket ini) sudah mati, hanya (bergerak) mengikuti hukum gravitasi," kata McDowell yang bekerja di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian di AS.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Roket dengan Bobot 4 Ton
Roket Falcon 9 ini bergabung dengan jutaan potongan sampah luar angkasa lainnya, sebagai mesin yang tidak memiliki energi cukup untuk kembali ke Bumi.
"Selama beberapa dekade, mungkin ada 50 objek yang besar yang benar-benar hilang jejaknya. Ini mungkin sudah terjadi beberapa kali sebelumnya, kami tidak menyadarinya. Namun, (tabrakan roket dengan bulan) akan menjadi kasus pertama yang dikonfirmasi," kata McDowell.
"Pada dasarnya roket ini adalah tangki logam kosong dengan bobot 4 ton, dengan mesin roket di bagian belakang. Jadi jika Anda membayangkan melemparkannya ke batu dengan kecepatan 5.000 mil per jam, itu tidak akan menyenangkan," kata Profesor McDowell.
Advertisement
Bakal Bikin Kawah Kecil di Bulan
Tabrakan tersebut diprediksi akan meninggalkan kawah buatan berukuran kecil di permukaan bulan.
'Kematian' Falcon 9 diidentifikasi oleh jurnalis Eric Berger di situs luar angkasa Ars Technica dan analisis data Bill Gray dalam blognya. Bill Gray yang menggunakan software untuk melacak objek antariksa dekat Bumi memproyeksikan, benda itu terbang dekat Bumi pada 5 Januari. Kemudian pada 4 Maret, kemungkinan akan menghantam sisi jauh bulan.
Sebelumnya di tahun 2009, Profesor McDowell dan astronom lainnya melakukan percobaan saat roket berukuran serupa jatuh ke bulan. Sensor mengumpulkan bukti tabrakan sehingga mereka bisa mempelajari kawah yang terbentuk.
Karena pernah dipelajari, tabrakan Falcon 9 dengan bulan tidak akan memberikan informasi baru bagi astronom. Menurutnya, sejauh ini belum ada konsekuensi untuk puing-puing yang tersisa.
(Tin/Isk)
Â