Akamai: Sebanyak 3,7 Miliar Konten Bajakan Diunduh pada 2021

Menurut Akamai, 61,5 persen konsumen yang berkunjung ke situs pembajakan mengakses situs tersebut secara langsung, sementara 28,6 persen aktif mencari situs tersebut.

oleh Iskandar diperbarui 31 Jan 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi hacker. Clint Patterson/Unsplash
Ilustrasi konten bajakan. Clint Patterson/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Akamai Technologies merilis riset baru bertajuk 'Pirates in the Outfield' yang menyajikan detail dari kegiatan pembajakan online.

Riset ini menunjukkan, antara Januari dan September 2021, permintaan pembajakan global--diukur dengan angka kunjungan ke berbagai situs web yang menawarkan akses ke film dan acara televisi, baik melalui browser atau aplikasi seluler, serta angka pengunduhan melalui platform Torrent--mencapai angka 3,7 miliar untuk jumlah streaming dan pengunduhan tanpa lisensi resmi.

Menurut Akamai, 61,5 persen konsumen yang berkunjung ke situs pembajakan mengakses situs tersebut secara langsung, sementara 28,6 persen aktif mencari situs tersebut.

"Perjuangan melawan pembajakan tidak pernah berhenti, dan tidak ada senjata pemungkas untuk mengatasi setiap jenis pembajakan online," kata Steve Ragan, peneliti keamanan di Akamai dan penulis laporan ini.

Dalam keterangan resminya, dikutip Senin (31/1/2022), ia menilai seiring pengembang konten bertambah lihai dalam melindungi konten mereka dari pembajakan, para pelaku kriminal mengadaptasikan metode mereka untuk mengakses konten yang dilindungi.

"Pembajakan (konten bajakan) tidak hanya berdampak pada pencurian film dan konten lainnya. Dampak sebenarnya terjadi di belakang layar dan mengakibatkan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan film, buku, dan perangkat lunak yang kita gunakan dan nikmati kehilangan pendapatan," ucap Ragan memaparkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Dampak Pembajakan

Skala pembajakan online yang dijelaskan di laporan ini menguraikan salah satu masalah paling sulit dan kompleks yang harus dihadapi oleh banyak perusahaan.

Selagi media, penerbitan, dan perusahaan layanan digital lainnya berfokus untuk melindungi pendapatan karena perubahan perilaku konsumen, sangat penting bagi kita untuk memahami ancaman lanskap pembajakan agar dapat berhasil memitigasi risiko.

Pembajakan menimbulkan masalah keamanan secara internal di organisasi dan sebagai sektor potensi serangan lain yang harus dicegah agar tidak terjadi pelanggaran hak kekayaan intelektual (HKI) penting.

"Mungkin yang lebih mengkhawatirkan adalah pembajakan masih menjadi masalah yang kian berkembang di banyak area, dengan peningkatan secara keseluruhan sebesar 16 persen dalam jangka waktu sembilan bulan terakhir," kata James Mason, CTO MUSO (penyedia solusi anti-pembajakan). 

Tren Pembajakan

Selain permintaan akan materi bajakan yang tidak ada habisnya, laporan ini mengungkapkan beberapa informasi lainnya yang perlu diperhatikan, termasuk:

● Jumlah kunjungan total sebanyak 132 miliar ke situs web pembajakan terhitung antara Januari 2021 dan September 2021.

● Industri dengan konten yang paling banyak dibajak adalah televisi (64 miliar kunjungan total), penerbitan (30 miliar kunjungan total), film (14,5 miliar kunjungan total), musik (10,8 miliar kunjungan total), yang mencakup game video dan perangkat lunak PC modern (8,9 miliar kunjungan total).

● Secara global, Amerika Serikat (13,5 miliar), disusul dengan Rusia (7,2 miliar), India (6,5 miliar), Tiongkok (5,9 miliar), dan Brasil (4,5 miliar) adalah lima negara dengan angka kunjungan ke situs web pembajakan terbanyak tahun lalu.

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya