Badai Matahari Bakal Landa Bumi, Sistem Satelit hingga Listrik Bisa Terganggu

NASA dan NOAA memprediksi terjadinya Badai Matahari atau badai geomagnetik yang diperkirakan bisa mengganggu sistem satelit hingga kelistrikan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Apr 2022, 23:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2022, 23:00 WIB
Badai Matahari 2012
Badai Matahari 2012 (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - NASA dan NOAA memprediksi ada badai matahari yang melanda Bumi pada Kamis, 14 April 2022. Sebelumnya, fisikawan cuaca luar angkasa Tamitha Skov mencuitkan informasi dari NASA dan NOAA tersebut.

"Peluang (badai matahari) mencapai kondisi level G2 (level badai geomagnetik sedang) adalah 80 persen di lintang tinggi dan 20 persen di lintang sedang," kata Skov dalam cuitan, seperti dikutip dari Express, Rabu (13/4/2022).

Lebih lanjut, Skov juga menginformasikan kemungkinan pemadaman sinyal radio cukup rendah. Namun, operator radio amatir dan pengguna GPS bisa menghadapi gangguan.

Express melaporkan, ketika badai geomagnetik bersentuhan dengan medan magnet Bumi, badai ini diketahui dapat menyebabkan pemadaman radio.

Bahkan, badai ini bisa menyebabkan pemadaman listrik jika secara langsung menyerang trafo.

NASA memprediksi, badai geomagnetik level G2 ini merupakan akibat dari coronal mass ejection (CME). CME merupakan pelepasan plasma secara besar-besaran yang ditembakkan dari korona atau lapisan terluar Matahari.

CME mengandung miliaran ton partikel matahari yang bergerak cepat serta medan magnet yang mengikatnya. CME ini bisa menyebabkan badai geomagnetik ketika mereka bersentuhan dengan medan magnet Bumi.

Badai geomagnetik terjadi jika ada pertukaran energi yang efisien dari angin Matahari ke lingkungan luar angkasa yang mengelilingi Bumi.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bisa Rusak Satelit untuk Komunikasi dan Navigasi

Ilustrasi badai Matahari
Ilustrasi badai Matahari (NASA's Goddard Space Flight Center/Genna Duberstein).

Pusat Cuaca Luar Angkasa AS (SWPC) memberi sebelumnya telah memberi peringatan adanya badai matahari pada level G1 atau skala rendah hingga G5 alias skala ekstrem.

Meski begitu, menurut SWPC, "skala G1 pun bisa mengancam fluktuasi jaringan listrik dan memiliki dampak kecil pada operasional satelit."

Jika levelnya lebih besar, di sinilah bisa terjadi bahaya. Pasalnya, ketika CME bertabrakan dengan magnetosfer Bumi, semua radiasi ekstra bisa merusak satelit yang dipakai manusia untuk komunikasi dan naviasi.

Bahkan, hal tersebut bisa menganggu jaringan listrik. Dalam kasus badai telah tiba, diperkirakan akan menyebabkan terjadinya aurora, seperti aurora Northern Lights yang terkenal.

Tidak hanya itu, badai geomagnetik juga diperkirakan membuat aurora Borealis terlihat jika langit cerah di Inggris bagian utara dan Irlandia Utara.

Pernah Diprediksi Terjadi November Lalu

Badai Matahari
Badai Matahari ( NASA/SDO/Goddard)

Sebelumnya, para pakar memprediksi badai geomagnetik kecil bisa menghantam Bumi setelah Matahari meludahkan plasma, kata para ahli.

Badai kecil dapat mempengaruhi beberapa peralatan di Bumi serta membuat aurora terlihat di beberapa tempat utara, kata para ahli sebagaimana diwartakan the Independent, dikutip pada Sabtu, akhir November 2021.

Ejeksi massa koronal (coronal mass ejection atau CME) yang dilepaskan oleh Matahari diperkirakan akan mengguyur medan magnet Bumi, para ahli memperingatkan.

Tetapi tidak ada alasan untuk khawatir, meskipun ada beberapa laporan yang menunjukkan ada alasan untuk khawatir, dan efek apa pun cenderung sangat terbatas.

Badan meteorologi Inggris (MET) mengatakan bahwa CME mungkin tiba pada Sabtu atau lebih awal pada hari Minggu, sekitar akhir November atau awal Desember 2021. 

 

Level Badai Geomagnetik

Fakta Dampak Fenomena Badai Matahari
Fakta Dampak Fenomena Badai Matahari

Badai geomagnetik digolongkan pada skala yang dimulai dengan G1 dan naik dari sana, dengan G2 dua kali lebih kuat dari G1, dan seterusnya.

Badai kelas G1 dapat menyebabkan fluktuasi kecil di jaringan listrik, beberapa efek pada satelit serta kemungkinan aurora.

Mungkin ada beberapa aktivitas geomagnetik lebih dari yang diharapkan jika ada "lubang koronal" kedua yang mulai berlaku pada saat yang sama,

Kantor Met memperingatkan. Tidak jelas seberapa besar kemungkinan itu dan kapan itu mungkin tiba, tetapi jelas bahwa efeknya hanya akan kecil, katanya.

(Tin/Ysl)

Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana
Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya